Partai Gerindra menganggap hasil Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) biasa saja. Menjadi biasa karena tidak ada dukungan responden terhadap partai tertentu yang mengalami perubahan secara signifikan dibandingkan survei sebelumnya.
Anggota Penasihat Partai Gerindra, Martin Hutabarat, melihat hasil survei ini tidak ada yang baru. Sebab dalam survei tersebut, posisi 1 sampai 5 masih dihuni oleh partai-partai yang kerap merajai hasil survei.
Urutan pertama dalam survei CSIS yakni Partai Golkar dengan 18 persen, PDIP sebanyak 11,6 persen, Demokrat mendapat 11,1 persen, Gerindra sendiri di posisi empat dengan 5,2 persen, dan PPP dengan hasil 3 persen.
"Tak ada yang baru dari hasil survei ini (CSIS), hanya saja menegaskan survei-survei sebelumnya," kata Martin kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, hari ini.
Menurut anggota Komisi III tersebut, perolehan Gerindra di posisi keempat tidak terlepas dari peran Ketua Umum, Prabowo Subianto, dan mesin politik partai yang berjalan.
"Sebenarnya kombinasi antara kerja mesin politik partai, tapi yang utama adalah sosok Prabowo yang tegas," sambungnya.
Kemudian, lanjut Martin, elektabilitas Gerindra yang tergolong cukup tinggi itu, karena konsisten mengusung perubahan terhadap kondisi rakyat dan konsisten memberantas korupsi.
Dikonfirmasi bagaimana langkah Gerindra menghadapi Pemilu 2014 mendatang, Martin, mengatakan, tidak akan fokus dengan target dua digit. Justru, dia yakin bisa memenangkan Prabowo sebagai presiden. "Itu terserah kepada pilihan rakyat. Kalau target kita bisa mengusung Prabowo menjadi presiden," terangnya.
Diakuinya, kalau sudah menargetkan Prabowo sebagai presiden, itu sudah otomatis dan tidak boleh di bawah 10 persen. "Tapi kita tidak boleh terlalu sombong, karena rakyat tidak suka," pungkasnya.