Tak Optimal, Terminal Kartasura Dikaji Ulang

Pemkab Sukoharjo berencana mengkaji ulang keberadaan Terminal Kartasura. Terminal yang dibangun sekitar tahun 2002 tersebut dinilai kurang optimal.

“Terminal Kartasura memiliki lahan mencapai 5 hektare lebih dan hanya digunakan untuk terminal. Sehingga lokasi tersebut kurang optimal,” jelas Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubinfokom) Sukoharjo Bambang Sutrisno kemarin. Menurut dia, luas lahan yang ada akan dioptimalkan untuk menunjang kegiatan terminal. 

Selain masalah luasan lahan, Terminal Kartasura menjadi kurang optimal karena akses masuk yang kurang strategis, kegiatan dalam terminal dan penggunaan lahan yang tidak ada sarana penunjang. Kondisi itu membuat terminal nampak sepi dari aktivitas layaknya sebuah terminal bus. Selama ini, bus yang bersedia masuk ke lokasi terminal hanya bus yang memiliki agen di dalam terminal.

Sementara, bus yang tidak memiliki agen tidak mau masuk dalam lokasi terminal. Bambang mengatakan, sebagian lahan Terminal Kartasura nantinya akan digunakan sebagai tempat penunjang kegiatan terminal. Hal tersebut untuk mengembangkan kawasan terminal. Kemungkinan luas terminal akan dikurangi untuk pembangunan fasilitas penunjang lainnya. “Pengkajian terminal kami targetkan selesai akhir tahun ini,” jelasnya.

Meski hanya terminal tipe C, Bambang yakin Terminal Kartasura akan lebih ramai jika ada perubahan site plan lokasi tersebut. Untuk itu, kaji ulang terminal sangat mendesak dilakukan. Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Nurjayanto mengatakan, selama ini belum ada tindakan tegas Dishubinfokom terkait bus yang tidak mau masuk terminal.

Menurutnya, sepinya terminal selain karena tidak ada kawasan penunjang juga dikarenakan belum adanya tindakan tegas pada bus. “Seharusnya Dishub tegas mengatur bus untuk bisa masuk terminal agar lebih ramai,” ujarnya. Politisi PDIP tersebut mengatakan, pemindahan terminal lama ke lokasi baru di kawasan Gunungpare saat ini dengan maksud untuk lebih menghidupkan terminal.

Kalau akhirnya terminal justru sepi, seharusnya ada solusi untuk mengatasinya. Untuk itu, rencana mengkaji ulang terminal dia nilai sebagai langkah antisipatif. Dia berharap, dengan pengkajian ulang, Terminal Kartasura akan lebih ra mai dan lebih hidup.