Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang jatuh tepat 9 September harus menjadi momen perbaikan olahraga nasional. Demikian disampaikan Anggota Komisi X dari F-PAN Eko Hendro Purnomo, Minggu (9/09).
Menurut Eko, saat ini dunia olahraga Indonesia berada pada titik yang memprihatinkan. "Mulai dari olimpiade, kita tidak membawa emas di cabang bulu tangkis. Di Asian Games peringkat kita juga turun," katanya kepada Jurnalparlemen.com.
Belum lagi ulah dari para pengurusnya, yang hanya mementingkan kelompoknya, seperti kepengurusan ganda. Atau, banyaknya pengurus dan staf yang ikut ke ajang olimpiade dibandingkan atletnya. "Bahkan para staf itu dibayar lebih dulu dibandingkan para atletnya," lanjut Eko.
Yang lebih memprihatinkan lagi, persiapan pesta olahraga yang diselenggarakan di Indonesia dibumbui aroma korupsi, seperti pembangunan wisma atlet Sea Games dan persiapan PON XVIII Riau.
Karena itu, saatnya sekarang untuk sama-sama memperhatikan olahraga. "Semua pemangku kepentingan(stakeholder) harus duduk bareng-bareng," ujar dia. Dan momen hari olahraga nasional inilah saat yang tepat.
Apalagi dari sisi anggaran, pada periode saat ini Kemenpora mendapatkan anggaran sampai lebih dari 1 triliun, terutama untuk pembinaan olahraga. "Belum anggaran yang didapat dari pendidikan," tambahnya lagi.
Ini berbeda dibandingkan lima tahun silam, yang hanya ratusan miliar rupiah. Hal ini merupakan kerja keras dari Komisi X yang berusaha keras meningkatkan anggaran olahraga.
Eko meminta agar dengan anggaran yang tersedia Kemenpora lebih sungguh-sungguh melakukan pembinaan olahraga. "Olahraga itu kan tujuannya prestasi, bukan politik," ujarnya.