Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta merencanakan Malioboro sebagai kawasan bebas kendaraan (car free day) pada malam hari dan tiap hari minggu.
Untuk merealisasikan hal tersebut, saat ini pemkot sedang melakukan penataan infrastruktur serta menyiapkan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Yogyakarta Eko Suryo Maharsono mengatakan, selain untuk mendukung revitalisasi, penerapan car free day ini untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas dan polusi udara sekaligus menciptakan kenyamanan dan keamanan di kawasan tersebut.
Dengan kondisi tersebut diharapkan tingkat kunjungan ke Malioboro akan terus bertambah. ”Car free day pada malam hari ini, akan dilaksanakan mulai pukul 22.00 WIB. Namun untuk tahap awal baru akan diterapkan dari ujung utara Malioboro hingga Jalan Perwakilan,” kata Eko Suryo Maharsono kepada SINDO, kemarin. Menurut Eko untuk mendukung program tersebut, nantinya beberapa fasilitas untuk kenyamanan pengunjung akan disediakan di Malioboro.
Hal ini untuk makin memperindah Malioboro pada malam hari, di sepanjang jalan itu nantinya juga akan diberi lighting maupun hiasan serta sarana pendukung lainnya, termasuk perubahan arus lalu lintas di Jalan Perwakilan. ”Bila pada siang hari arus lalu lintas dari arah barat ke timur, pada malam hari berubah dari arah timur ke barat,” paparnya.
Sedangkan untuk konsep car free day tiap hari minggu, merupakan pengembangan dari car free hour yang selama ini sudah diterapkan tiap hari minggu di Malioboro di pagi hari, selama dua jam yakni mulai pukul 06.00 WIB-08.00 WIB. Dengan penerapan ini,nantinya di hari Minggu kawasan Malioboro akan bebas kendaraan sepanjang hari. ”Kami harapkan car free day ini sudah dapat diterapkan 2013 mendatang,” harapnya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, Zuhrif Hudaya mengatakan sangat mendukung dengan wacana tersebut. Selain sebagai pusat kota dan ikon wisata Yogyakarta, wacana ini juga juga sejalan dengan rencana Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta untuk menjadikan kawasan Malioboro sebagai kawasan bagi pedestrian.
Namun begitu, agar tidak menimbulkan permasalahan, selain harus direncanakan secara matang, juga perlu dikomunikasikan dengan seluruh elemen yang ada di Malioboro. Terutama elemen yang selama ini memanfaatkan space Malioboro, salah satunya penyediaa jasa parkir harus dioptimalkan. Dengan optimalisasi kawasan sekitar Malioboro, maka hal tersebut tidak akan menganggu aktivitas Malioboro sebagai kawasan bisnis, perdagangan, serta pemerintahan.
”Karena itulah, maka penyediaan kantong-kantong parkir di sekitar kawasan Malioboro. Seperti Jalan Mataram, Jalan Bhayangkara serta wilayah lain serta stakeholder yang terkait dengan Malioboro harus dioptimalkan,” terangnya.