Distribusi air PDAM di Kota Pahlawan belum bisa dirasakan semua warga. Salah satu buktinya, enam RT di wilayah Sambisari, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep selama puluhan tahun tak pernah merasakan aliran air dari PDAM. 

“Ada enam RT di wilayah RW 03 Sambisari, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep yang mengeluhkan tidak masuknya sambungan PDAM. Ini membuat beban hidup warga semakin berat. Warga terpaksa beli air jiriken yang harganya lebih mahal,” ungkap Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Moch Machmud, kemarin. Politisi Partai Demokrat ini sebelumnya banyak menerima keluhan warga Sambisari. Keluhan bukan saja disampaikan warga secara langsung, namun juga ada yang melalui pengurus kampung masing-masing RT/RW. 

“Kami berharap PDAM secepatnya merespon masalah ini. Masa zaman seperti ini, apalagi di Surabaya masih ada warganya yang nggeledek (mendorong air) pakai gerobak. Memalukan,” tandas mantan wartawan ini. Machmud mempertanyakan kenapa Sambisari tidak tersentuh bantuan bank dunia terkait pemasangan sambungan rumah bagi warga miskin di Surabaya beberapa tahun lalu.

“Setahu saya yang menjadi fokus perhatian PDAM hanya wilayah Surabaya utara yang memang banyak daerah merah atau tak teraliri PDAM,” tanya Machmud. Dihubungi secara terpisah, Kepala Unit Humas PDAM Surya Sembada Surabaya, Ary Wilujeng, berjanji siap menjawab permasalahan warga Sambisari.“ Sebaiknya warga secara kolektif membuat surat permohonan jaringan ke PDAM.Minimal ada 10-15 orang warga sudah bisa kami layani.Kebetulan ada program pemasangan jaringan gratis. Ingat, jaringan atau instalasi induk,” jawabnya. 

Untuk sambungan rumah (SR) lengkap dengan meteran yang ada di rumah warga, kata Ary, pihaknya tidak bisa membantu cuma-cuma. “Kalau untuk SR,warga harus bayar. Cuma, bayarnya tidak penuh. Sekarang PDAM memberi diskon pemasangan SR rumah tangga biasa hingga 50%. Biaya pasang SR rumah tangga biasa sekitar Rp950.000. Ini bisa kami potong separo,” pungkasnya.