Anggota DPRK Aceh Tenggara Eradarina Pelis menyoroti pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Agara. Ia merasa prihatin masih ada pasien yang diangkut menggunakan mobil pikap, beca mesin dari ke puskesma, obat-obatan yang sering habis dan dokter yang tidak tinggal di tempat. Juga masih ditemukan anak-anak yang penderita gizi buruk. Padahal dana kesehatan miliaran dialokasikan ke Agara.
“Kalau kita mau meningkat pelayanan kesehatan di Agara tidak mungkin tidak terwujud apalagi dana seperti JKA dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dimasing-masing Puskesmas cukup besar,” ujar Erdarina Pelis Sp Msi kepada Serambi, Minggu (28/10). Katanya, Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesmas belum terwujud dan fasilitas-fasilitas yang ada tidak dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Penempatan dokter dan kepala puskesmas tidak sesuai dengan kemampuan dan keahliannya serta dokter tidak tinggal di tempat serta mobil ambulan yang seharusnya digunakan untuk operasional mengangkut pasien, tapi disalah gunakan menjadi kendaraan dinas pribadi. Ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari pihak Dinas Kesehatan Agara dan pihak dinas terkait lainnya.
“Mungkin, selama ini mereka hanya menerima laporan saja dan tidak turun ke lapangan untuk melakukan evaluasi dan monitoring minimal setiap sebulan sekali ke Puskesmas-Puskesmas dan ini sebenarnya tugas dari Dinkes setempat,” kata Erdarina.
Sebagai bukti kasus terakhir adalah masih ditemukannya penderita gizi buruk. Padahal dana JKA, BOK cukup besar untuk menunjang SPM di Puskesmas-Puskesmas.