Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Sejarah Resolusi Jihad Disarankan Masuk Kurikulum Sekolah

Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa(Gemasana) mengusulkan agar fakta sejarah resolusi jihad dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Hal tersebut dikarenakan masih banyak anak bangsa yang kini belum menghargai jasa-jasa pahlawannya.

"GEMASABA-PKB mendesak pemerintah agar fakta sejarah resolusi jihad segera dimasukkan dalam kurikulum mata pelajaran di semua sekolah dan perguruan tinggi agar tidak terjadi penyembunyian dan penghianatan fakta sejarah para pahlawan dan syuhada yang telah gugur membela kemerdakaan negeri ini," kata Ketua Umum DPN GEMASABA, Ghozali Munir dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Senin(12/11/2012).

Ghozali menyayangkan bahwa sejarah yang diajarkan kepada anak-anak di sekolah, tidak mengenalkan peran “Resolusi Jihad” yang dikomandoi oleh KH. Hasyim Asy'ari yang berujung kepada meletusnya peristiwa 10 November 1945.

"Jadi tanpa resolusi jihad tidak akan pernah ada peristiwa dahsyat 10 November 1945 di surabaya” jelas Ghozali.

Sementara itu Ketua Fraksi PKB DPR RI yang juga Ketua Dewan Pembina GEMASABA Marwan Jafar, menyatakan bahwa peringatan hari pahlawan dan resolusi jihad ini sangat penting untuk mengungkap fakta sejarah di balik peristiwa 10 November 1945 di Surabaya karena selama ini telah terjadi distorsi sejarah.

“Resolusi jihad yang menjadi cikal bakal peristiwa 10 November 1945 harus disampaikan ke generasi muda agar mereka bisa mengetahui fakta sejarah yang sebenarnya dan juga agar bisa digunakan sebagai teladan anak cucu kita di masa depan," kata Marwan.

Menurut Marwan, berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa dilepaskan dari perjuangan dahsyat dan peran besar para ulama dan kaum santri namun tenyata sejarah tidak pernah berkata jujur tentang peran laskar santri yang terhimpun dalam Hizbullah maupun laskar kiai yang tergabung dalam Sabilillah, dalam berperang melawan bangsa penjajah.

“Peran kaum santri sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan negeri ini namun sangat disayangkan kenapa sejarah peran kaum santri dalam melawan penjajah tidak banyak diketahui generasi muda bangsa karena sekolah tidak pernah mengajarkannya secara utuh” tegas Marwan.

Berdasarkan sejarah, Laskar Hizbullah berada di bawah komando spiritual KH. Hasyim Asy'ari dan secara militer dipimpin oleh KH. Zainul Arifin. Adapun laskar Sabilillah dipimpin oleh KH.Masykur.

Konon, pemuda pesantren dan anggota Ansor NU (ANU) adalah pemasok paling besar dalam keanggotaan Hizbullah. Peran kiai dalam perang kemerdekaan ternyata tidak hanya dalam laskar Hizbullah-Sabilillah saja, tetapi banyak diantara mereka yang menjadi anggota tentara PETA (Pembela Tanah Air).

Menurut hasil penelitian Agus Sunyoto, dari enam puluh batalyon tentara PETA, hampir separuh komandannya adalah para kiai.

Perlu diketahui, Hizbullah dan Sabilillah adalah laskar rakyat paling kuat yang pernah hidup di bumi Indonesia. Meskipun dalam sejarah, keberadaan laskar tersebut disisihkan. Buktinya, perjuangan mereka tidak ditemukan dalam museum-museum di Indonesia tetapi malah terdapat di museum negara Belanda.

Diposting 12-11-2012.

Dia dalam berita ini...

DPR-RI 2009 Jawa Tengah III
Partai: PKB