Rakyat Diimbau Hemat BBM

sumber berita , 28-11-2012

Pemerintah tetap perketat distribusi BBM bersubsidi agar tidak melampaui kuota 44,04 juta kiloliter.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk tidak menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang telah dipatok dalam APBN-P 2012 sebesar 44,04 juta kiloliter (kl). Padahal, dengan distribusi normal seperti yang dilakukan Pertamina saat ini, diperkirakan hingga akhir 2012 terjadi overkuota sekitar 1,25 juta kl.

Untuk itu, Kementerian ESDM mengimbau masyarakat menghemat BBM bersubsidi. Warga yang mampu dianjurkan beralih ke BBM nonsubsidi seperti pertamax.

"Pertamina dan BPH migas mengajak masyarakat berhemat menggunakan BBM bersubsidi. Bagi yang mampu, diharapkan beralih ke BBM nonsubsidi, setidaknya sampai 31 Desember 2012," ujar Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini di Jakarta, kemarin.

Rudi menjelaskan penghematan harus dilakukan mengingat kuota BBM bersubsidi nasional diperkirakan habis pada 24 Desember 2012.

Ketika menanggapi imbauan itu, anggota pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan masyarakat tidak bisa hanya diimbau karena BBM merupakan kebutuhan hidup.

"Imbauan saja tidak efektif. Harus ada restriksi menggunakan harga. Selama murah dan disubsidi, masyarakat tidak akan peduli," ujar Tulus.

Selain itu, harus ada edukasi kepada masyarakat bahwa kuota BBM bersubsidi terbatas dan untuk mendapatkannya harus mengimpor.

Pada bagian lain, rencana satu hari tanpa BBM bersubsidi yang dijadwalkan pada 2 Desember di Jawa dan Bali serta lima kota besar di luar Jawa, yaitu Medan, Batam, Palembang, Balikpapan, dan Makassar, akhirnya dibatalkan.

"Tidak (dilaksanakan) sebab hasilnya setelah kita hitung-hitung sedikit. Padahal, ribetnya banyak," kata Menteri ESDM Jero Wacik di Istana Presiden.

Tetap diperketat
Di tempat terpisah, Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemerintah tetap akan melakukan pengetatan pendistribusian BBM bersubsidi. Namun, itu tidak untuk daerah yang rawan konflik sosial.

Pengetatan itu memang sudah tampak. Misalnya, SPBU 11504 Kedoya, Jakarta Barat, yang biasanya dalam satu hari menerima pasokan premium sebanyak 24 kl hanya dikirimi 8 kl, kemarin. Dengan demikian, hanya setengah hari, BBM sudah habis.

"Sebelumnya bebas. Kami biasanya nebus 24 kl per hari," ujar shift leader SPBU itu, Wawan.

Hal yang sama juga terjadi di sejumlah SPBU lain di seantero Jabodetabek. BBM subsidi di banyak SPBU di kota-kota besar di berbagai daerah bahkan juga sudah mulai kosong pada siang hari.

Terkait dengan penghematan itu, anggota Komisi VII DPR Satya Yudha mengusulkan sebaiknya pemerintah tetap melanjutkan program gerakan nasional tanpa BBM bersubsidi. "Gerakan nasional tanpa BBM bersubsidi memberi kesadaran kepada masyarakat, bukan mengetatkan," ujar Satya.

Sementara itu, Menkeu Agus Martowardojo menyatakan pemerintah memiliki cadangan anggaran jika diperlukan untuk menambahi kuota BBM bersubsidi.

Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR Harry Azhar Aziz, untuk kebutuhan dana itu pemerintah harus mengajukan APBN-P 2012 jilid II. "Tetapi, ini sulit karena kita sudah di penghujung tahun," tandasnya.

Diposting 28-11-2012.

Mereka dalam berita ini...

Harry Azhar Azis

Anggota DPR-RI 2009-2014 Kepulauan Riau
Partai: Golkar

Satya Widya Yudha

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Timur IX
Partai: Golkar