Warga Medan masih terus dihantui kecemasan akibat aksi geng motor yang masih mengganggu para pengguna jalan setiap hari.
“Para geng motor tersebut tidak mengenal waktu, setiap hari terus mengganggu kenyamanan warga. Untuk itu, kami minta keseriusan pihak kepolisian dan Pemko Medan mengawasi keberadaan mereka,” ucap Irawan, 36, warga yang berdomisili di Jalan Ring Rood Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Tuntungan kepada anggota DPRD Kota Medan Abdul Rani saat melakukan kunjungan kerja ke wilayah itu Senin (24/12). Irawan menyatakan sudah banyak warga yang menjadi korban dari aktivitas geng motor.
Tidak hanya merusak harta benda mereka,namun juga terkadang membahayakan keselamatan jiwa. “Ke mana-mana mereka (geng motor) membawa senjata tajam dengan mudah berarti menunjukan kurangnya pengawasan dari pihak kepolisian,” ucap Irawan. Irawan mengaku heran kenapa aksi teror di jalanan yang dilakukan para geng motor ini tidak terpantau oleh petugas kepolisian. Padahal, sebagian besar peristiwa terjadi di jalan-jalan utama di kota Medan. “Kita minta patroli kepolisian lebih diintensifkan. Jika perlu stanby di sejumlah ruas jalan,” jelasnya.
Hal yang sama disampaikan Ismudi,50. Menurut dia, sudah tidak ada rasa aman dan nyaman lagi untuk berkendara di malam hari. “Padahal, kami nggak ada salah.Namun, rasanya kalau sudah di jalan bawaannya takut saja,apalagi kalau udah anak-anak bawa sepeda motor,” ucapnya. Untuk itu,warga meminta DPRD Kota Medan agar menyampaikan hal ini kepada Pemko Medan dan Kepolisian Resor Kota Medan untuk menertibkan geng motor.Terlebih lagi sebantar lagi masuk perayaan tahun baru yang dimungkin didalamnya ada para geng motor.
Sementara itu, Surtiem mengeluhkan banyaknya kafe dan karaoke di seputaran Jalan Ring Road Medan yang menjadi tempat mangkal muda mudi. Kondisi ini sangat meresahkan warga, apalagi lokasinya berdekatan dengan rumah ibadah dan rumah penduduk. “Terkadang kami risih melihat gelagat mereka, apalagi kami bersama keluarga. Mohonlah hal ini diperhatikan dan dicari solusinya,”ujar Surtiem. Menanggapi keluhan tersebut, Abdul Rani berjanji menyampaikan segala keresahan warga itu kepada instansi terkait.
“Ini akan menjadi tugas saya untuk memediasi dan seterusnya menindaklanjuti realisasinya”, paparnya. Abdul Rani sepakat bahwa aktivitas geng motor harus segera diselesaikan dengan cepat, supaya tidak terjadi konflik yang berkepanjangan antara warga dan anggota geng motor. “Jika terus dibiarkan kekhawatirannya akan jadi kemarahan masyarakat dan berujung pada aksi anarkistis. Kami akan membicarakan hal ini secepatnya,” tandasnya. Sejatinya, aksi geng motor ini juga meresahkan kalangan pelajar.
Karena itu, sebanyak 560 siswa SMA dan SMP dari berbagai sekolah di Kota Medan, Deliserdang, Langkat, Binjai, dan Tebingtinggi, berikrar menolak kekerasan dengan anti-tawuran, geng motor, dan narkoba di Yayasan Pendidikan Immanuel, Jalan Sudirman, Medan, Sabtu (22/12) lalu.
Ikrar ditandai dengan penandatangan komitmen anti geng motor oleh para siswa di hadapan Panglima Kodam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, dan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho.Ketiga pejabat tinggi Sumut tersebut pun ikut menandatangi ikrar tersebut.