Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam dan hutan yang begitu luas kian mulai gundul akibat pengalihan hutan lindung. Selain itu, illegal logging juga dinilai sebagai salah satu penyebab gundulnya hutan di tanah air.
Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PKB, Marwan Jafar mengatakan, sebagai green party yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, maka harus menyatakan perang terhadap illegal logging, apapun alasannya.
"Karena hal itu adalah penyumbang terbesar terhadap kerusakan lingkungan. Harus ada ketegasan dari aparat untuk menindak pelakunya tanpa pandang bulu," kata Marwan, kepada wartawan, Jakarta, Kamis (3/1/2013).
Disiplin lingkungan, dengan mencegah pemanfaatan dan pengalihan hutan lindung untuk lahan pertanian, pertambahan, untuk perumahan, dan untuk fungsi komersil lainnya harus dikawal ketat oleh pemerintah.
"Salah satu penyebab habisnya lahan hutan kita disamping penggundulan liar juga pengalihan fungsi lahan baik secara legal dengan ijin pemerintah maupun illegal," jelas ketua DPP PKB itu.
Selain itu, cinta lingkungan atau tebang pilih dan reboisasi adalah langkah untuk peremajaan hutan. Yaitu menebang pohon-pohon yang sudah tua dan menanami kembali. "Dengan langkah ini hutan tidak akan gundul bahkan akan selalu hijau dan subur," jelasnya.
"Kembali ke alam, yaitu sebuah langkah untuk mengurangi bahkan meninggalkan pemakaian bahan kimia untuk pupuk. Karena pemakaian bahan kimia untuk pupuk lambat laun akan mengurangi kesuburan tanah. Jika kesuburan tanah berkurang maka keberlangsungan tanaman (hutan) lama-lama akan musnah," tambahnya.
Belum lama ini Universitas Adelaide Australia bekerjasama dengan Universitas Nasional Singapura dan Universitas Princeton AS mempublikasikan hasil penelitian terbarunya soal lingkungan. Dalam peelitian tersebut Indonesia menempati urutan ke empat setelah Brazil, Amerika serikat, dan China, sebagai negara paling berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan di muka bumi. PBB merilis Hutan Sumatera dan Hutan Kalimantan akan punah pada tahun 2032.
Sedangkan menurut lembaga swadaya masyarakat Indonesia Corruption Watch (ICW) kerugian dari aspek laju deforestasi (kerusakan hutan) pada periode 2005-2009 mencapai 5,4 juta ha atau setara Rp 71,28 triliun.