Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Triwisaksana menilai, proyek Deep Tunnel alias terowongan multifungsi yang digagas Gubernur Jokowitidak memiliki perencanaan strategi yang jelas. Hal itu, menurutnya, menjadi kelemahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menentukan program kerjanya.
"Mau Pak Jokowi bilang proyek deep tunnel bukan hasil dari wangsit gorong-gorong, tetap saja seharusnya dalam menentukan proyek itu harus dengan strategic planning yang jelas," kata Triwisaksana, yang biasa disapa Sani, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Selain itu, kata Sani, seharusnya Pemprov DKI mengacu kepada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017. Joko Widodo (Jokowi) sendiri menjanjikan proyek deep tunnel akan dimasukkan kedalam RTRW 2011-2030, RPJMD 2013-2017 yang kemudian dimasukkan dalam revisi tambahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Jokowi juga menyatakan tengah merancang payung hukum deep tunnel. Menurut Sani, Jokowi seharusnya tidak dengan mudah memasukkan suatu proyek besar dalam RPJMD 2013-2017. "Enggak bisa dadakan untuk main masukin saja ke RPJMD. Ini ngurus kota loh, bukan ngurus halaman rumah. Harus ada kajian yang matang," tegas Sani.
Ia mengimbau agar proyek tersebut dikaji lebih dalam sehingga proyek tersebut memiliki konsep yang jelas dan dieksekusi dengan tepat. "Buat apa inisiasi, lah Jokowi nya saja sampai sekarang masih bingung, nantilah kalau memang kajiannya sudah jelas, baru kita bahas. Sampai saat ini, DPRD juga belum mendapatkan penjelasan deep tunnel," ujarnya.
Politisi PKS ini juga menyayangkan keputusan Jokowi yang tidak mengadakan uji publik untuk mega proyek ini, seperti halnya untuk proyek mass rapid transport (MRT). "Kenapa pada saat pemaparan MRT terbuka, Beliau mengundang warga? Tetapi untuk pemaparan deep tunnel, Monorel enggak pernah ada. Ini kan menjadi pertanyaan bagi warga juga," paparnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa Jakarta membutuhkan saluran raksasadi dalam tanah atau disebut sebagai deep tunnel. Terowongan ini dibutuhkan untuk mengatasi persoalan banjir yang berimbas pada kemacetan parah. Menurut Jokowi, deep tunnel nantinya bisa berfungsi untuk beragam kepentingan. Selain sebagai saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain juga bisa sebagai sarana transportasi.
Deep tunnel yang dimaksud mirip dengan konsep smart tunnel yang ada di Kuala Lumpur. Rencananya, deep tunnel akan membentang dari MT Haryono sampai Pluit. Selain dapat untuk mengantisipasi banjir, deep tunnel juga dapat digunakan sebagai jalan tol, fiber optik, menyalurkan air, transportasi kendaraan, jalur utilitas PLN, gas, telepon, dan sebagainya.
Mega proyek ini diprediksi bernilai Rp 16 triliun dan akan didanai oleh investor. Diameter deep tunnel itu selebar kurang lebih 16 meter. Jokowi menargetkan mega proyek tersebut dapat diselesaikan kurang lebih empat tahun.