Kasus Turis Tewas di Lombok, Komisi I Jangan Terpancing Australia

sumber berita , 13-01-2013

Anggota DPR Husnan Bey Fananie meminta rekan-rekannya di Komisi I agar tak terpancing tudingan sejumlah kalangan Australia soal kasus meninggalnya turis akibat menenggak arak lokal bercampur metanol di Bali dan Lombok. Ia juga mengimbau pemerintah agar berhati-hati menanggapi masalah ini.

"Soalnya selama ini ada kecenderungan Australia selalu mencoba dan mencari-cari kelemahan Indonesia untuk kemudian dibesar-besarkan," ujar Husnan Bey Fananie, Minggu (13/1).

Sejauh ini tudingan kalangan Australia itu belum terbukti. Kalaupun benar terjadi peredaran arak lokal yang dicampur metanol di Bali dan Lombok, kata Husnan, itu justru karena pengaruh turis dari Australia. Sekitar 70 persen pelancong di kedua tujuan wisata tersebut berasal dari Australia.

"Merekalah yang membuat stigma buruk pariwisata Indonesia. Mereka datang ke Bali dan Lombok untuk bersenang-senang saja sambil mengikis budaya setempat penuh nilai adat istiadat dan keagamaan," kata politisi PPP ini.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Australia Barat Richard Choong menduga di Bali dan Lombok banyak dijual arak tradisional yang dicampur metanol. Ia mengatakan di The West Australia, bantuan dari Australia ke Indonesia dapat digunakan sebagai lobi untuk memastikan bahwa penjualan minuman seperti itu adalah tindak kejahatan serius.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Sabtu (12/1), juga mengatakan bahwa konsulat mereka di Bali telah mengontak kepolisian setempat untuk menindaklanjuti kematian warganya yang tewas diduga akibat keracunan alkohol bercampur metanol di Rudy's Pub, Lombok. Namun, Juru Bicara Polda Nusa Tenggara Barat Sukarman Hussein membantah adanya komunikasi dengan pihak Australia.

Diposting 14-01-2013.

Dia dalam berita ini...

Husnan Bey Fananie

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Barat III
Partai: PPP