Persenjatai Sipir Bukan Solusi Amankan Lapas

Insiden penyerangan fasilitas negara terjadi di Lhokseumawe, Aceh, kemarin. Dua orang tak dikenal tiba-tiba masuk ke Lapas dan satu di antaranya menodongkan senapan AK 47 ke arah petugas.

Para penyerang ini lantas berhasil membebaskan empat rekannya yang ditahan di tempat tersebut. Sementara para sipir yang bertugas tak berkutik karena tidak dilengkapi dengan senjata api.

Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan opsi mempersenjatai para sipir bukanlah solusi atas persoalan ini. “Bukan petugas lapasnya yang dipersenjatai melainkan polisi di BKO kan di lapas tertentu. Para terpidana tertentu, seperti teroris, pimpinan kelompok bersenjata, atau bendar narkoba ditempatkan di lapas khusus dengan pengamanan maksimum,” ucapnya kepada okezone, Jumat (12/11/2010).

Politisi Partai Golkar itu menyayangkan aparat seolah tak belajar dari pengalaman. Sehingga aksi-aksi penyerangan terhadap fasilitas negara terulang.

“Pada wilayah rawan konflik seperti Aceh para petugas negara harus selalu waspada dan siaga penuh, belajar dari kasus serangan kelompok bersenjata di Sumatera terhadap polisi,” ujarnya.

Kemarin, dua pria tak dikenal datang dengan mobil Kijang Krista berwarna silver ke Lapas Lhokseumawe. Salah seorang dari mereka kemudian masuk ke Lapas dan menodongkan senjata ke sipir.

Dalam peristiwa tersebut tidak ada kontak senjata, pasalnya petugas sipir tidak dibekali dengan senjata api. Empat napi yang berhasil dibawa kabur adalah:
1. Agani Abu Bakar, vonis 10 tahun

2. Yusrizal M Jamil, vonis delapan tahun

3. Rizal Antoni, vonis enam tahun

4. Syarbaeni Sulaiman, vonis tujuh tahun

Diposting 12-11-2010.

Dia dalam berita ini...

Bambang Soesatyo

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Tengah VII
Partai: Golkar