Anggota DPRK: Tinjau Ulang Lintasan Truk Batubara

Anggota DPRK Aceh Barat, Murdani ST meminta bupati setempat meninjau ulang rute yang diberikan untuk lintasan truk pengangkut batubara. Pasalnya ada ruas jalan padat lalu lintas meliputi Jalan Manekroo kini hilir mudik kendaraan truk sehingga rawan kecelakaan.

“Kita minta rute yang telah diberikan itu ditinjau ulang sehingga tidak membawa malapetaka bagi warga lain,” ujar Murdani kepada Serambi, Selasa (15/1).

Menurut Murdani, truk batubara yang kini kerap melintasi jalan Manekroo ketika membawa batubara adalah milik PLTU Nagan Raya dari pelabuhan Jetty. Sedangkan truk batubara milik PT Mifa Bersaudara diberikan rute ketika membawa batubara jalur lain.

Karena itu, jalur melintasi batubara ini sebaiknya dibuat jalur khusus artinya ketika truk PLTU membawa batubara agar digunakan jalur yang dilintasi truk PT Mifa. “Melihat kondisi jalan Manekroo yang padat sungguh aneh diberikan sebagai jalur melintasi truk, apalagi simpang Swadaya depan MTsN cukup padat,” ungkap Murdani.

Ia juga menyorot truk batubara ketika kosong kerap melintasi jalan yang dilarang dan bukan dalam rute, terutama truk pengangkut batubara PLTU, seharusnya ditangkap oleh Dishub dan Polisi sebab itu pelanggaran. Karena itu, kepada truk harus melintasi jalur yang telah diberikan sehingga tidak membahayakan pengguna jalan yang lain, sebab jalur yang dilintasi adalah jalur dalam kota.

Politisi PKS ini juga menyorot Pemkab Aceh Barat tidak tegas terhadap pendapatan yang diberikan untuk daerah dari batubara PLTU Nagan Raya yang melakukan bongkar di Pelabuhan Jetty. Menurut Murdani, besaran konpensasi yang diberikan ke daerah seharusnya dituangkan dalam MoU.

Ia menilai aneh ketika PT Mifa melakukan muat di pelabuhan Jetty ditekankan harus dibuat MoU, tetapi ketika batubara PLTU melakukan bongkar di Aceh Baraty, Pemkab terkesan loyo. “Ada apa ini, kita meminta aturan itu sama selain diterapkan ke PT Mita dan juga diterapkan ke PLTU yang melakukan bongkar di Pelabuhan Jetty,” sebutnya.