Puluhan rumah warga kurang mampu di Kampung Simpang, Desa Kubangkampil, Kecamatan Sukaresmi, kondisinya mengkhawatirkan. Soalnya, selain atapnya bocor, tiang penyangga rumah tersebut juga sudah banyak rusak.
Para pemilik rumah tersebut tak bisa memperbaiki tempat tinggalnya lantaran tidak memiliki biaya. Rusni, salah satu pemilik rumah kumuh di daerah itu mengatakan, dirinya tidak mampu membangun rumah yang kondisinya lebih baik lantaran penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari. “Saya pernah dijanjikan akan diberi bantuan tetapi sampai saat belum juga teralisasi,” katanya kepada Radar Banten, Kamis (17/1).
Misna, pemilik rumah kumuh lainnya mengaku terpaksa menempati rumah tersebut lantaran tidak ada tempat tinggal lain. “Saya juga sama seperti warga yang lain yang ingin memiliki rumah layak tetapi tidak bisa karena tidak punya uang,” katanya.
Ketua RW 02 Kampung Simpang, Desa Kubangkampil, Kecamatan Sukaresmi membenarkan belum pernah adanya bantuan rumah kumuh ke daerahnya. “Saya sudah pernah membicarakan masalah kepada aparatur desa tetapi tidak direspon,” katanya.
Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang Ilma Fatwa meminta Pemkab segera menangani persoalan tersebut. Ia berjanji turun ke lokasi jika dalam seminggu tidak ada upaya penanganan. “Saya menilai masalah itu sangat prioritas,” kata wakil rakyat asal Partai Amanat Nasional ini.
Dikonfirmasi melalui ponsel, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Pandeglang Anwar Fauzan mengatakan, rumah kumuh di daerah tersebut belum terdata sebagai calon penerima bantuan lantaran tidak ada yang mengajukan. “Kami tidak bisa memberikan bantuan kepada daerah yang tidak meminta bantuan,” katanya seraya menegaskan sejak program bantuan rumah kumuh digulirkan pemerintah pusat daerah tersebut belum pernah mengajukan bantuan.
Menurut Anwar, bantuan sosial hanya diperuntukkan bagi warga yang mengajukan. “Kami belum bisa memberikan solusi terkait kondisi rumah kumuh di Desa Kubangkampil kecuali ada kebijakan khusus dari pemerintah daerah,” katanya.
