Satu dari tiga jembatan tua yang ada di Kota Bogor, masuk dalam kategori rawan ambruk. Hal itu berdasarkan pantauan visual yang dilakukan Dinas Binamarga Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bogor.
Jembatan tersebut berada di kawasan Sempur. Sementara dua jembatan lainnya, yakni Empang-Cisadane dan Jembatan Merah masih dalam pantauan DBMSDA.
Selain jembatan tua, Jembatan Situduit juga masuk dalam kategori yang sama. “Jembatan Sempur termasuk yang dikhawatirkan roboh. Dari pantauan visual, terlihat keretakan pada fondasi jembatan,” ujar Kabid Preservasi Jalan dan Jembatan pada DBMSDA, Fahmi Hakim.
Dikatakannya juga, berdasarkan pantauan, jembatan yang diperkirakan usianya lebih dari seratus tahun itu mengalami penurunan pada lantai tanah. Hal itu terjadi akibat pengikisan tanah oleh air.
Penyangga jalannya pun mengalami penurunan sekitar 10-15 sentimeter. “Faktor lainnya jembatan tidak kuat menahan beban tonase jalan,” paparnya.
Menurut Fahmi, perbaikan Jembatan Sempur harus dilakukan, meski teknologi yang digunakan saat itu sangat maju. Terlihat dari kokohnya bangunan jembatan serta ketebalannya yang mencapai 28,8 hingga 35 Megapastel (Mpa). Sedangkan bata saat ini hanya setebal 15 Mpa.
Namun, pengajuan perbaikan ke Departemen Pekerjaan Umum serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Bandung, belum ada titik jelas. “Kita sudah mengajukan surat untuk perbaikan,” ketus Fahmi.
Kepala Bidang Pengawasan dan Perencanaan pada DBMSDA, Satia Mulia menambahkan, ada tiga opsi yang diusulkan tiap tahunnya, yakni penguatan fondasi, penggantian jembatan dan perbaikan.
Namun, kata dia, opsi yang ditawarkan tersebut hingga saat ini belum direspons pembuat kebijakan. Sebab, diakuinya, anggaran yang dikeluarkan bisa mencapai puluhan miliar.
Terpisah, anggota Komisi B DPRD Kota Bogor, Suparman Supanji mengatakan, Pemkot Bogor belum memiliki anggaran yang mencukupi untuk melakukan perbaikan konstruksi bangunan jembatan. Bahkan, biaya yang diperlukan jauh lebih besar dibandingkan perawatan dan perbaikan jalan.
Senada dikatakan anggota Komisi C DPRD, Budi Sulistyo. Menurutnya, perbaikan dan peningkatan Jembatan Situ Duit dan Sempur terbilang cukup menyita anggaran. Solusi lain, kata dia, pemkot bisa mengalokasikan anggaran dari bantuan provinsi. “Kalau sifatnya mendesak, kenapa tidak,” tekannya.
Sementara, Pengamat dan Ahli Konstruksi Bangunan, Gatut Susanta, menegaskan jika perbaikan jembatan rawan ambruk, terutama Sempur harus dijadikan prioritas, baik oleh pemkot maupun pihak pusat atau provinsi. “Jangan sampai akses menuju istana itu tibatiba ambruk. Jelas ini akan merugikan,” tukasnya.