PT Angkasa Pura II (AP II) menganggarkan investasi perseroan sebesar Rp 8,6 triliun untuk pembangunan sekitar 12 bandar udara (bandara). Dari dana tersebut, sebanyak Rp 6 triliun akan didanai lewat utang perbankan.
Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S Sunoko menjelaskan, dana yang dipersiapkan berasal internal cash dan pinjaman bank. “Nantinya dana itu kami gunakan untuk memperluas bandara-bandara yang ada dalam wilayah kami,” terang Tri dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, kemarin.
Tri melanjutkan, selain 12 bandara yang dikelola, pihaknya juga dipercaya mengelola Bandara Silangit di Sumatera Utara.
“Saat ini kami sedang membangun sembilan bandara dari 12 bandara yang ada, di antaranya di Aceh, Halim (Perdanakusumah) Jakarta dan di Padang,” imbuhnya.
Dia menyatakan, tahun lalu masih ada bandara yang dikelola AP II yang menderita kerugian. Namun secara korporat masih memperoleh laba hingga Rp 1,2 triliun. Enam bandara yang merugi yaitu bandara di Pelembang, Padang, Halim Jakarta, Jambi, Tanjungpinang dan Aceh.
Berdasarkan data Airport Council International (ACI), tambah Tri, pelayanan penumpang di bandara Indonesia merupakan 10 besar yang tersibuk di dunia.
“Kami akan terus mengupayakan dan mempelajari pelayanan di Bandara Incheon di Korea Selatan yang merupakan terbaik di dunia,” ungkapnya.
Menanggapi paparan direksi AP II, Wakil Ketua Komisi XI DPR Timo Pangerang menyatakan, kinerja BUMN penerbangan ini belum maksimal jika dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi udara.
Dia mencontohkan kondisi di Bandara Soekarno Hatta (Soeta) yang hanya mampu menampung sebanyak 22 juta penumpang. Namun, saat ini Bandara Soeta dijejali hingga 59 juta penumpang. Menurut Timo, pelayanan dan kondisi mayoritas bandara masih belum mencukupi, sehingga perlu ada perluasan.
“Ya perluasan itu harus dilakukan segera mungkin. Saat ini pertumbuhan penumpang dan pembangunan bandara jumlahnya sangat tidak seimbang,” ujarnya.
AP II juga berencana membangun monorail di Bandara Soekarno-Hatta sebagai alat transportasi calon penumpang yang ingin berpindah terminal. Angkutan ini akan menggunakan konsep people mover yang menghubungkan terminal 1, 2 dan 3 di bandara tersebut. Pembangunan monorail ini kabarnya mirip Bandara Changi di Singapura.
“Iya, nanti ada shuttle kayak kereta. Namanya people mover atau monorail seperti di Changi Singapura,” ucap Sekretaris Perusahaan AP II Trisno Heryadi.