Penghentian perataan lahan untuk relokasi warga di Kampung Rabak, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin kembali menjadi sorotan DPRD Kabupaten Bogor. Anggota Komisi C DPRD, Permadi mengatakan, relokasi harus cepat dilakukan dengan catatan lahan yang digunakan harus layak, aman dan nyaman.

“Jangan sampai sudah dipindahkan, tapi masalah kembali terjadi sehingga warga yang menderita,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Lebih lanjut ia mengatakan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) harus tetap mengkaji penyebab kerusakan rumah warga. “Harus berani tegas, agar kerusakan tak terjadi di daerah lain,” katanya.

Sebelumnya, Dinas ESDM segera memanggil pengelola PT Lotus SG Lestari dan PT Lola Laut Timur, Desa Cipinang terkait penghentian kegiatan perataan lahan untuk relokasi warga.

“Kedua perusahaan akan dipanggil Rabu (13/2), sebagai upaya mencari solusi agar relokasi warga Kampung Joglo tak terhambat,” ujar Kasi Teknik Pertambangan, Dedi Hernandi.

Dinas ESDM, kata dia, masih mempelajari persoalan yang muncul di lapangan terkait adanya protes dari salah satu perusahaan tambang, yang berdekatan dengan lahan untuk relokasi.

General Manager PT Lotus SG Lestari, Didi Sudiyanto mengatakan, lahan untuk relokasi warga berdekatan dengan jalan milik PT Lotus yang menjadi akses keluar masuk truk tambang. “Kami khawatir, akan ada keluhan-keluhan dari warga akibat dampak dari kegiatan pertambangan, terutama kalau jalan rusak,” kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam perencanaan relokasi kali ini PT Lola tidak berkoordinasi dengan PT Lotus. Padahal, sambung dia, jalan yang dilalui untuk membawa alat berat merupakan jalan milik PT Lotus.

Kepala Teknik PT Lola Laut Timur, Yatno menegaskan akan memenuhi pemanggilan Dinas ESDM terkait masalah ini. Yatno berharap, pertemuan ini bisa memberikan solusi agar proses relokasi warga bisa kembali dilanjutkan.

Pasalnya, warga yang tinggal di lokasi pengungsian terus mendesak agar relokasi secepatnya dilakukan. “Kalau terlalu lama dihentikan, kasihan warga yang mengungsi,” tandasnya.