Armada Transjakarta Minim Perawatan

sumber berita , 26-02-2013

Komisi B DPRD DKI Jakarta menilai pelayanan bus Transjakarta buruk karena minim perawatan. Jika masalah ini dibiarkan, pengguna Transjakarta akan berkurang.

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ridho Kamaludin mengatakan, kondisi armada bus Transjakarta di sejumlah koridor sangat memprihatinkan dan tak layak jalan. Hal ini terjadi karena pengawasan lemah dan perawatan minim. Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga menuding Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Transjakarta tidak transparan sehingga perlu dievaluasi. 

“BLU itu melakukan pengelolaan keuangan secara mandiri, setiap dana yang masuk dan keluar dikelola oleh dirinya sendiri. Termasuk dana perawatan kendaraan,” kara Ridho kepada SINDO kemarin. Ridho meminta perawatan tidak hanya bergantung pada usia kendaraan. Sebaliknya, perawatan disesuaikan dengan pengoperasian. Jika perawatannya bagus meskipun usia sudah uzur,armada bisa dioperasikan.

“Banyak perusahaan bus yang sudah lama armadanya, namun masih laik digunakan jadi sekarang perawatan di BLU harus segera dievaluasi,” tandasnya. Mengenai keluhan jumlah armada yang minim, Ridho sepakat dilakukan penambahan. Namun, penambahan tersebut bukan untuk mengganti yang rusak, melainkan memangkas headway perjalanan. “Kita sampaikan juga keluhan kepada pemprov bahwa pelayanan itu harus diprioritaskan.

Percuma jika anggaran yang begitu besar kami alirkan,namun perawatan ternyata pas-pasan,” ucapnya. Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Santoso menambahkan, perawatan terhadap bus Transjakarta memang harus dilakukan secara berkelanjutan. Perawatan bahkan harus berstandar internasional. “Bus ini berbeda dengan bus-bus biasa karena spesifikasinya juga khusus.

Apalagi bahan bakarnya juga kan sebagian besar bahan bakar gas (BBG),” katanya. Dia sudah meminta kepada Pemprov DKI Jakarta untuk segera mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat dan BUMN (Pertamina) untuk menyediakan BBG. “Percuma jika armada yang diminta besar, tetapi BBG-nya masih kurang. Otomatis perjalanan penumpang juga menjadi terhambat,” ungkapnya. 

Sekjen Institut Studi Transportasi (Instran) Izul Waro mengatakan, jika kondisi armada bus Transjakarta dibiarkan, minat penumpang akan berkurang. Dia meminta kepada BLU Transjakarta segera melakukan pembenahan dan evaluasi terhadap armada yang beroperasi. Selain itu, BLU juga harus menetapkan standar pelayanan minimum yang jelas. “Kita juga mengharapkan agar dalam klausul kontak disebutkan bahwa perawatan dan pengadaan onderdil diserahkan kepada pihak yang berkompeten,” katanya. 

Hal ini penting dilakukan agar setiap armada mendapat perawatan yang benar. “Harus ada spesifikasi yang khusus. Caranya BLU tetap menjalin kerja sama dengan produsen tempat pembuatan bus tersebut,” lanjutnya. Pihaknya meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) segera menetapkan standar pelayanan minimum yang jelas. Tidak hanya mengenai tarif dan perawatan bus, tetapi juga kepada para pengurus BLU dan operator yang memegang hak mengelola bus Transjakarta.

“Harus bersikap tegas jika memang keinginan dari pemprov untuk membuat warganya cinta akan angkutan umum bisa segera terealisasikan,” paparnya. Sementara itu, Humas BLU Transjakarta Siti Ulina Pinem mengakui sejumlah armada bus Transjakarta sudah melebih usia ideal untuk melayani penumpang. Tahun ini pihaknya sudah meminta penambahan armada baru bus Transjakarta kepada pemerintah. “Usia berkisar antara 5-9 tahun. 

Padahal idealnya maksimal 7 tahun. Tahun ini kami akan menambah armada sekitar 400 unit bus single dan articulated (gandeng),” ungkapnya. Adapun beberapa koridor yang sudah dipastikan akan ditambah bus baru yakni koridor I (Blok M-Kota), koridor II (Pulogadung-Harmoni), koridor III (Kalideres-Pasar Baru), serta koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni). “Untuk koridor I penambahan mencapai 110 unit articulated, koridor II 109 unit articulated, koridor III 56 articulated, dan koridor VIII 51 unit articulated,” ucapnya. 

Dia membantah tudingan bahwa perawatan bus dilakukan asal-asalan. Menurutnya di setiap 100 armada yang keluar dari pul,10% di antaranya dilakukan pengecekan secara berkala. “Itu sudah pasti kami lakukan setiap paginya (oleh operator),” katanya. Untuk memastikan hal tersebut terus dijalankan oleh para operator, BLU Transjakarta menerapkan pengawasan dan inspeksi mendadak (sidak) kepada semua para operator tersebut.

“Kami mempunyai lembar pengendali kesiapan armada. Jadi setiap hari kami lakukan hal tersebut dan memastikan jika setiap operator tetap menjalankan standar pelayanan minimumnya,” imbuhnya. Seperti diketahui, lebih dari sembilan tahun beroperasi, pelayanan bus Transjakarta tak kunjung membaik. Sebaliknya, kualitas pelayanan semakin menurun seiring bertambahnya usia armada. 

Belum lagi headway (jarak kedatangan antarbus) yang semakin tidak menentu membuat warga enggan menggunakan moda transportasi massal ini. Kondisi armada pun terlihat memprihatinkan, seperti bus nopol B 7037 IS dengan nomor bodi JET 026 yang melayani koridor V (Kampung Melayu-Ancol). Alas bus tersebut sudah terkelupas, sehingga rangka besi di dalam bus terlihat jelas. 

Begitupun dengan pendingin udara yang tidak berfungsi baik. Air dari pendingin udara menetes sehingga membahasi salah satu kursi. Sejumlah penumpang bus Transjakarta pun risih dengan kondisi ini. Fredy, 38, pengguna bus Transjakarta mengatakan, dirinya sempat menggunakan jasa bus Transjakarta dengan nopol B 7994 IX. Saat menaiki bus tersebut, Fredy merasa seperti naik Metromini. Kursi penumpang goyang,kemudian pintu otomatis tidak bisa tertutup rapat.

Diposting 26-02-2013.

Mereka dalam berita ini...

Ridho Kamaludin

Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta 2009-2014 DKI Jakarta 4
Partai: PPP

Santoso

Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta 2009-2014 DKI Jakarta 1
Partai: Demokrat