Komisi VII DPR mempertanyakan kesiapan PT. Pertamina (Persero) dalam menghadapi jumlah permintaan tabung Gas LPG yang meningkat akibat pelaksanaan program konversi.
Pertanyaan ini disampaikan saat Tim kunker Komisi VII dipimpin Wakil Ketua Komisi Achmad Farial (Fraksi PPP) mengadakan pertemuan dengan GM Pertamina EP Region Sumatera Bambang Widjanarko, GM Refinery Unit III Plaju Ardhy N. Mokobombang, GM Pemasaran BBM Retail Region II Haris Budiarto di Palembang beberapa waktu lalu.
“Bagaimana Pertamina Sumbagsel menghadapi permintaan LPG, mengingat program konversi terutama di wilayah Sumbagsel telah selesai 100 persen,” kata Anggota Komisi VII Totok Daryanto (Fraksi PAN)
Senada dengan Totok, Anggota Komisi VII yang juga dari Fraksi PAN M. Syafrudin mempertanyakan kondisi persiapan tabung LPG yang ada di Plumpang dalam menghadapi konversi Sumatera
Totok juga mengingatkan pihak pertamina untuk menindaklanjuti berita-berita kecelakaan LPG, khususnya yang terjadi di Jambi beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi VII dari Fraksi PKS Sugihono Karyosuwondo mengungkapkan Dirut Pertamina memberikan sangsi merah kepada perusahaan patner sewaktu terjadi kecelakaan kerja di Cirebon.
“Tidak lama kemudian terjadi kecelakaan kerja lagi di UBEP Tanjung yang melibatkan perusahaan asing. Apakah Pertamina memberikan perlakuan sama terhadap perusahaan itu,” tanya Sugihono.
Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, GM Pertamina EP Region Sumatera Bambang Widjanarko mengatakan realisasi permintaan LPG Sumbagsel hingga saat ini rata-rata sebesar 655Mton/hari dengan total produksi 670Mton/hari.
Namun lanjutnya, proyeksi permintaan LPG apabila Sumbagsel selesai konversi mencapai kurang lebih 1.000M/hari. “Untuk mengatasi keadaan ini, Pertamina akan melakukan penambahan Buffer Stock melalui pembangunan tangki timbun di depot LPG dan pembangunan terminal LPG di Lampung dengan kapasitas 3.000 Mton,” terangnya.
Selain itu kata dia, jika terjadi gagal produksi oleh kilang RU III, maka suplai LPG Sumbagsel akan dibantu oleh Kilang LPG Balongan, Depot LPG Tandem maupun impor.
Sedangkan untuk kesiapan tabung LPG di Plumpang, menurutnya Pertamina bekerjasama dengan pabrik tabung telah menyiapkan kebutuhan tabung untuk konversi. “Pertengahan Juli 2010 akan dikirim sebanyak 3,4juta tabung untuk kebutuhan konversi di Lampung, Jambi, Bengkulu, Sumbar dan NAD,” terang Widjanarko.
Terkait kecelakaan kerja, GM Pemasaran BBM Retail Region II Haris Budiarto mengaku pihaknya telah membentuk team satgas untuk melaksanakan berbagai tindakan preventive untuk mencegah terjadinya insiden maupun tean satgas untuk menindaklanjuti berita-berita kecelakaan.
Untuk pemberian sangsi atas pelanggaran-pelanggaran, kata dia, Pertamina selalu berpedoman kepada kontrak kerja yang telah disepakati bersama, tanpa melihat apakah perusahaan tersebut bersifat nasional atau multi nasional.