Pemerintah menegaskan beras untuk rakyat miskin (raskin) tahun ini akan sesuai dengan kualitas dan tidak kutuan lagi. DPR minta jaminan.
Anggota Komisi IV DPR Sukiman mengatakan, kualitas dan kondisi beras raskin di lapangan terutama daerah masih sangat buruk. Pihaknya banyak menerima laporan dari daerah soal raskin yang tidak layak konsumsi.
“Banyak ditemukan raskin yang mengandung kutu. Ini jelas merugikan masyarakat,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Padahal, kata politisi Partai Amanat Nasional itu, anggaran untuk raskin cukup besar dan terus mengalami kenaikan. Karena itu dia berharap janji pemerintah untuk meningkatkan kualitas raskin bisa terbukti.
Apalagi keluhan dari masyarakat sudah terjadi lama, tapi pemeritah dalam hal ini Bulog tidak pernah melakukan perbaikan. Bahkan hampir setiap tahun masih ditemukan raskin yang kualitasnya rendah.
“Kami minta jaminan dan sanksi jika masih ditemukan raskin yang jelek tahun ini. Penyalurannya juga harus diawasi,” tegas Sukiman.
Dia berharap dengan diambil alihnya penyaluran raskin dari Bulog ke Kementerian Sosial (Kemensos) semua masalah bisa selesai. Selain itu, penyalurannya harus tepat sasaran.
Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Agusdian Fariedh menjamin raskin yang akan disalurkan berkualitas bagus. Raskin tersebut tergolong dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kategori jenis medium. “Medium broken 20 persen. Ini sudah berdasarkan SNI,” ujarnya.
Dia menegaskan, raskin tersebut berasal dari dalam negeri. Untuk penyaluran raskin tahun ini sudah dipersiapkan Bulog sejak tahun lalu dengan membeli dari dalam negeri.
Agusdian mengatakan, jika ditemukan adanya beras yang tidak sesuai dengan jenis yang seharusnya, masyarakat dapat melaporkan ke unit pengaduan Bulog di desa-desa distributor.
Bulog, kata dia, akan menerima pengaduan 24 jam dalam sehari dan siap menukarkan beras tersebut. “Kalau ada komplain segera ditukar. Jangan disimpan, langsung saja kasih tahu pasti kami ganti,” janjinya.
Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri mengatakan, penyaluran raskin tahun ini diharapkan lebih efektif, tepat sasaran dan tepat jumlah sehingga bisa dicegah penyimpangan. “Ada 5T yang kita inginkan yaitu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu dan terhindar dari penyimpangan,” jelasnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, 5T sangat diperlukan karena anggaran raskin sangat besar mencapai Rp 17,197 triliun untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran.
Untuk penyaluran raskin tahun ini, pihaknya menjadi Kuasa Pemegang Anggaran (KPA), sementara penyalurannya tetap dilakukan Bulog.
Menurut Salim, setiap rumah tangga sasaran mendapat 15 kg raskin setiap bulan dengan menembus Rp 1.600 per kg, sementara subsidi pemerintah Rp 7.751.86 per kg.
Untuk kualitas beras, kata dia, dengan adanya penambahan subsidi maka beras yang dibagikan berkualitas medium dengan aturan kadar air tidak lebih 14 persen dan tidak boleh lebih dari 20 persen yang patah serta derajat kebersihan harus 90 persen.