Peperangan di zaman sekarang tak selalu perang fisik dengan mengerahkan senjata yang massif. Perang urat syaraf pun menjadi bagian penting dari mekanisme pertahanan negara.
"Karena itu, Kepala Staf Angkatan Darat mendatang haruslah seseorang yang memiliki kemampuan pikir yang tajam," kata anggota Komisi I dari Fraksi Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Kamis, 4/4).
Pernyataan Susaningtyas ini terkait dengan momentum suksesi kepemimpinan di tubuh Angkatan Darat. Pada bulan Mei mendatang, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo akan memasuki masa pensiun.
Sementara itu, sudah ada beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Pramono Edhie. Sebut saja misalnya, Wakil Kepala Staf TNI AD Letjen Moeldokom, Sekjen Kementerian Pertahanan Letjen Budiman, Sekretaris Menko Polhukkam Letjen Langgeng Sulistyono, Panglima Komando Strategis Cadangan Lejten M Munir, Komandan Kodiklat Letjen Gatot Nurmantyo, dan Letjen Andi Geerhan Lantara.
Siapapun itu, kembali ke pernyataan Susaningtyas, Kasad mendatang, selain harus memiliki kemampun pikir yang tajam, juga harus piawai menjadikan prajurit memiliki kearifan lokal dan kemahiran komunikasi antarbudaya. Sekali lagi, hal ini penting terkait dengan perang urat syarat.
Selain itu, lanjut Susaningtyas, Kasad juga harus mampu mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kesejahteraan prajurit, serta membenahi hubungan antar-institusi. Harus juga dipahami, minimum essential force (MEF), bukan hanya terkait dengan alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus dikembangkan tapi juga terkait erat dengan kesejahteraan, kemampuan serta pendidikan sumber daya manusia prajurit.
Terkait dengan kinerja Pramono, Susaningtyas memandang adik ipar SBY ini tidak serta-merta menyombongkan diri sebagai keluarga Istana. Walau keluarga Istana, Pramono cukup memiliki pendirian yang tegas. Hanya saja, Susaningtyas menilai masih ada kekurangan pada era kepemimpinan Pramono, terutama dalam hal menyikapi beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.
Dalam kepemimpinan Pramono, kata Nuning, panggilan akrab Susaningtyas, masih banyak terjadi friksi dengan institusi lain, khususnya Polri.