Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai putusan komite etik terhadap kasus bocornya draf surat perintah penyidikan (Sprindik) Anas Urbaningrum sudah tepat. Tudingan keterlibatan Istana adalah manuver politik fitnah yang harus dihentikan.
"Kita tahu politik ini dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu, bahwa ada unsur yang menyebarluaskan di Istana. Bahwa Istana adalah orang yang mendapat informasi. Istana sangat bersyukur bahwa informasi awal ada di wartawan, dam sumber pertamanya bukan di Istana," terang Marzuki di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/4).
Marzuki mengatakan, hasil putusan komite etik sekaligus meluruskan pendapat kompetitor politik yang menyudutkan Istana. Baginya beberapa kali tudingan terhadap Istana tidak terbukti.
"Akhirnya rakyat akan melihat. Yang melempar kasus ini seolah-olah Istana terlibat. Misalnya kasus Century. Tidak ada satupun alat bukti menunjukan Istana terlibat. Jadi banyak hal yang kita lihat. Banyak di kasus hambalang, artinya politik tidak sehat harus dihentikan,"kata Marzuki.
Wakil Ketua Majelis Tinggi PD ini mengaku kasihan dengan rakyat. Kebiasaan menfitnah adalah politik yang menyakiti.
"Itu yang harus dihentikan. Mari Berkompetisi secara sehat,"kata Marzuki.
Terkait pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang merasa mendapat perlakuan tidak adil, Marzuki menilai Abraham wajar berpendapat demikian. Sebab perbedaan antara pimpinan KPK memang sangat terlihat.
"Abraham orang yang terbuka, sama dengan saya, orang kampung yang datang ke Jakarta. Bicara lurus saja. Saya pun seperti pak Abraham melihat konteks itu. Ini bisa dilihat di luar pernyataan yang memojokan Abraham. Misalnyanya di rapat Timwas pimpinan KPK beda pendapat, jadi apa yang dirasakan Abraham itu kita lihat,"jelas Marzuki.
Bagi Marzuki, pelanggaran yang dilakukan Abraham tidak berat. Karena pembocoran dilakukan sekretarisnya, Wiwin. Lagipula Sprindik bukan rahasia negara.
"Gak ada persoaan sebetulnya, masyarakat hanya ingin transparan. Tapi karena itu internal KPK bukan untuk konsumsi publik jadi tidak diumumkan. Tapi masyarakat ingin proses Spirndik itu diketahui,"jelasnya.
Karena itu, Marzuki menilai tidak perlu Abraham dicopot. Kecuali Abraham bertemu tersangka. "Jadi jangan kita anggap yang dilakukan sekretaris pribadinya tidak disukai rakyat dan rakyat justru senang, si A ini jadi tersangka karena apa? Itu lah good goverment," pungkasnya.