Komisi IV DPR menilai kualitas beras untuk masyarakat miskin atau raskin menurun akibat kelebihan stok di gudang Bulog. Penyimpanan beras di gudang-gudang Bulog dalam kurun waktu lebih dari enam bulan akan berakibat pada menurunnya kualitas beras tersebut.
Menurut Ketua Komisi IV DPR RI Romahurmuzy, impor beras yang dilakukan Bulog pada 2012 terbukti memberikan stok yang berlebihan, sehingga beras yang diterima masyarakat miskin kualitasnya menurun.
Saat ini stok Bulog lebih dari dua juta ton, jauh lebih tinggi dari kajian salah satu universitas yang menyebutkan stok beras pemerintah cukup 750 ribu ton. “Ini merupakan evaluasi terhadap pemerintah agar menghitung secara seksama ketika pengadaan atau impor dilakukan,” kata Ramahurmuzy.
Komisi IV mengingatkan pemerintah agar meningkatkan kualitas raskin dengan mengurangi beras patah (broken) dibawah 20 persen yang sudah bertahan selama 11 tahun. Kualitas beras menengah tersebut saat ini sudah 15 persen tingkat internasional. “Dengan peningkatan kualitas raskin tersebut diharapkan masyarakat miskin bisa menikmati beras dengan kualitas lebih baik,” ujarnya.
Tidak Perlu Impor
Pada bagian lain, Romahurmuzy juga mengatakan bahwa pemerintah tidak perlu mengimpor beras pada 2013 sebab stok di gudang Perum Bulog akan surplus. “Berdasarkan data yang ada dan melihat data yang sudah dikeluarkan Badan Pusat Statistik akan terjadi surplus. Kami minta tahun ini tidak ada impor beras sama sekali,” katanya.
Ramahurmuzy mencontohkan, meski panen raya mulai menurun seperti di Jombang, namun harga ternyata tetap turun. Dengan demikian diindikasikan ada kelebihan stok beras pada saat ini.
Namun demikian, DPR juga berharap pemerintah lebih memprioritaskan pengadaan beras dalam negeri untuk mengisi stok Bulog. Pengadaan dalam negeri harus tetap menjadi prioritas utama kinerja Bulog ke depan.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Agusdin Fariedh mengatakan selama 2013 pemerintah belum melakukan impor beras dan sisa impor pada 2012 masih tersimpan di Jakarta. “Tahun ini belum ada impor, sisa impor 2012 masih ada di Jakarta,” ujarnya.
Di Kepri, Kepala Perum Bulog Riau-Kepri Agus Dwi Indriarto mengatakan bahwa stok di gudang Bulog di Riau dan Kepri saat ini berasal dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. “Tidak ada beras impor, yang ada di gudang saat ini berasal dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Menurut Agus, di Riau Kepri, Bulog menyalurkan sebanyak 4.700 ton per bulan untuk warga miskin di Riau dan 970 ton perbulan untuk warga miskin Kepri. “Belum termasuk raskin yang pengadaannya oleh beberapa pemerintah daerah di Kepri,” ujarnya.