Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tb Dedi Gumelar berpendapat bahwa pemerintah harus memperhatikan agar program pertukaran pelajar dan pemuda hendaknya tidak hanya berorientasi ke luar negeri, tetapi justru lebih fokus dilakukan di dalam negeri.
“Saya sudah sampaikan kepada Kemendikbud dan Kemenpora agar program pertukaran pemuda dan pelajar lebih banyak dilakukan di dalam negeri. Hal ini penting sebagai salah satu cara memperkuat pemahaman tentang negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Dedi yang akrab dipanggil Miing di Jakarta, Selasa 16 April 2013.
Pernyataan tersebut dia sampaikan ketika mendampingi Wakil Ketua DPR Pramono Anung menerima sebayak 40 mahasiswa yang tergabung dalam Delegasi Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) Sekolah Pasca Sarjana Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI) di Gedung DPR.
Dedi menilai pengenalan akan keadaan dan budaya negara lain memang penting, namun lebih penting lagi untuk mengenal nilai-nilai dan budaya di dalam negeri. “Contohnya, mengenal Jepang bagi pemuda-pemuda Indonesia menjadi penting, tetapi seorang pemuda Jawa mengenal Sumatera itu lebih utama,” tukasnya.
Menurut dia, pertukaran pemuda dan pelajar antar wilayah di Indonesia justru sangat penting karena cara tersebut dapat membuat para pemuda Indonesia saling mengenal, saling memahami, dan pada saatnya akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada kesempatan itu, Ketua FKM Sahril Buchori menyampaikan keluhan kepada DPR mengenai sering adanya ketidakadilan dalam pemberian beasiswa, terutama bagi para mahasiswa dari jurusan sosial.
“Mahasiswa yang berasal dari jurusan sosial seringkali seperti dianaktirikan karena program beasiswa cenderung diperuntukkan dan lebih memprioritaskan para mahasiswa dari jurusan strategis,” katanya.
Selain itu, dia mengusulkan, dalam program pertukaran pemuda dan pelajar sebaiknya lebih banyak dilakukan antardaerah di Indonesia sehingga tidak terlalu berorientasi ke luar negeri.