Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menyesalkan tewasnya dua warga sipil akibat ledakan sisa bom bekas dipakai latihan gabungan TNI di Pusat Latihan Tempur, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur. Ia menduga korban memasuki area latihan tempur yang belum steril.
"Kebiasaan rakyat memulung limbah di area latihan perang TNI mestinya dicegah agar tidak memakan korban seperti itu lagi," kata Tubagus Hasanuddin di Jakarta, Minggu (5/5).
Politisi yang pernah berkarir di militer ini lalu menggambarkan kondisi area yang usai digunakan latihan tempur. Dalam latihan, TNI biasanya melakukan penembakan dengan senjata berat seperti mortir dan meriam. Peluru meluncur normal saat ditembakkan, tapi tidak meledak atau tertunda ledakannya ketika mencapai sasaran atau tanah.
Peluru lantas menancap dan masuk ke dalam tanah. Kemudian peluru itu terungkit atau terbentur benda keras semisal pacul dan sekop yang digunakan warga untuk mencari limbah latihan. "Biasanya warga mencari limbah latihan seperti itu untuk dijual karena peluru yang kadang terbuat dari tembaga bisa dipulung," katanya.
Ia meminta TNI untuk memperketat sterilisasi area bekas latihan tempur. Tak seorang pun dibolehkan masuk sebelum tim jihandak menyatakan steril dan aman digunakan untuk kegiatan lain.
Sabtu (4/5), dua orang warga tewas dan empat lainnya terluka terkena ledakan yang diduga berasal dari sisa bom yang dipakai saat latihan di Pusat Latihan Tempur, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur. Syukur dan Untung, kedua korban tewas adalah warga Desa Sekar Putih, Banyu Putih, Situbondo. Sunar, salah satu korban yang selamat, mengaku saat itu ia dan warga lainnya hendak mencari barang-barang sisa latihan seperti seng dan besi bekas.