Tim Pengawas Penyelesaian Sengketa Pertanahan dan Konflik Agraria DPR sudah dibentuk sejak 4 Juni 2012 lalu. Namun sejak dibentuk hingga sekarang, Timwas yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso (FPG) itu belum pernah sekalipun mengadakan rapat.
"Ya, Timwas tidak punya agenda jelas. Padahal konflik sudah terjadi di mana-mana," kata Ronald Siahaan dari LSM Sawit Watch, usai rapat audiensi dengan Komisi IV, Kamis (16/5).
Ronald menyebut contoh kasus terbaru tewasnya seorang anak 12 tahun bernama Angga Prima akibat konflik dengan PTPN VII unit Cinta Manis di Desa Limbang Jaya, Ogan Ilir, Sulawesi Selatan. Ironisnya, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel Anwar Sadat ikut ditangkap. Anwar lalu diadili.
Ronald mengaku kesal terhadap para politisi DPR. Sebab, ia sudah memberikan cukup banyak data terkait konflik agraria. Data itu bahkan bukan cuma di tingkat lokal, tapi juga meliputi berbagai kasus lain di seluruh Indonesia. "Semua data itu sudah nasional. Tapi anggota DPR malah minta data lagi," katanya.
Pada 4 Juni 2012, DPR membentuk Timwas Penyelesaian Sengketa Pertahanan dan Konflik Agraria. Sebut singkat namanya, Timwas Sengketa Tanah dan Konflik Agraria. Dipimpin Wakil Ketua DPR Bidang Politik dan Keamanan, Priyo Budi Santoso, Timwas ini terdiri dari 30 anggota DPR yang berasal dari lintas komisi.
Arif Wibowo, saat dilantik menjadi Wakil Ketua Komisi II dari Fraksi PDIP menggantikan Ganjar Pranowo, Maret lalu, berjanji akan segera melanjutkan kerja Timwas. Namun, berselang dua bulan semenjak pelantikan itu ia belum mengorganisir rapat Timwas.