Anggota Komisi I DPR RI Tjahjo Kumolo memandang Letnan Jenderal TNI Moeldoko sudah cocok untuk menggantikan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat karena pengalaman operasi di berbagai daerah dan teritorialnya cukup berjenjang.
Moeldoko diangkat sebagai KSAD berdasarkan Keputusan Presiden RI No 24/TNI/2013. Keputusan tersebut menetapkan, memberhentikan dengan hormat Jenderal TNI Pramono Edie Wibowo sebagai Kepala Staf TNI AD dan mengangkat Letjen TNI Moeldoko sebagai Kepala Staf TNI AD. Letjen Moeldoko diumumkan oleh Presiden menjadi KSAD pada Senin (20/5) bersamaan dengan pengumuman M Chatib Basri menjadi Menteri Keuangan.
“Dari berbagai sisi pengalaman dan penugasan, posisi tersebut tepat diberikan kepada Letjen TNI Moeldoko. Pengalaman operasi di berbagai daerah dan teritorialnya cukup berjenjang dan ditambah pengalaman sebagai Wakil Gubernur Lemhanas,” kata Tjahjo yang juga Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu.
Di sisi lain, Tjahjo menilai Letjen TNI Moeldoko yang semula menjabat sebagai Wakil KSAD adalah orang yang bisa diajak bicara dan berdiskusi dengan siapa pun. “Saya optimistis Letjen TNI Moeldoko mampu mengemban amanat ini meneruskan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo membenahi jajaran matra TNI Angkatan Darat untuk lebih profesional dalam upaya mempertahankan kedaulatan teritorial NKRI kita,” katanya.
TNI Angkatan Darat dari rakyat untuk rakyat Indonesia, menurut Tjahjo, harus terus diimplementasikan demi membela kepentingan bangsa dan negara. “Saya yakin Letjen TNI Moeldoko mampu,” katanya optimistis.
Di lain pihak, kemampuan profesional prajurit TNI AD, khususnya sebagai matra TNI terbesar, dan modernisasi alutsista secara terencana serta yang penting peningkatan kesejahteraan prajurit mutlak dilakukan secara terencana.
Sebagai prajurit sapta marga, lanjut Tjahjo, harus berani menentukan sikap siapa kawan siapa lawan tehadap upaya-upaya negara mana pun atau kekuatan mana pun yang mencoba merongrong wilayah kedaulatan teritorial Indonesia.