Anggota Komisi V DPR RI Mohammad Syahfan Badri Sampurno mendukung penerapan tarif Commuter Line secara progresif berdasarkan jarak. Menurutnya, penerapan aturan baru itu akan lebih adil dan menguntungkan bagi penumpang, karena mereka akan membayar tarif sesuai dengan jarak yang ditempuhnya.
"Apalagi, secara umum penerapan tarif progresif juga akan membuat tarif perjalanan KRL relatif lebih murah," kata Syahfan dalam rilisnya, Senin (20/5).
Menurutnya, penerapan tarif yang sama untuk semua jarak membuat tarif Commuter Line menjadi mahal bagi penumpang, terutama bagi mereka yang menempuh perjalanan pendek. Anggota DPR Daerah Pemilihan (Dapil) Bengkulu itu menambahkan, kebijakan tarif progresif merupakan titik temu yang baik antara perspektif PT KAI untuk bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak, dan perspektif masyarakat yang menggunakan.
"Tarif progresif adalah jalan yang terbaik untuk diterapkan bagi Commuter Line, setidaknya untuk mencegah banyaknya penumpang yang berpindah ke bus atau angkutan pribadi, karena masyarakat kita cukup sensitif tentang harga," jelas politisi PKS ini.
Sebenarnya, lanjut Syahfan, persoalan utama dalam angkutan kereta di Jabodetabek adalah bagaimana Commuter Line mampu mengurangi kemacetan yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dengan mendorong lebih banyak orang menggunakan angkutan umum ini. "Oleh karena itulah jangan sampai para penumpang merasa tidak nyaman dengan penerapan tarif Commuter, sehingga memutuskan pindah ke angkutan lain atau kendaraan pribadi," pungkasnya.
Seperti diberitakan, tarif KRL Commuter Line akan mengalami perubahan. Tarif yang awalnya dipatok sama untuk jarak dekat dan jauh akan diubah menjadi tarif progresif yang memperhitungkan jarak perjalanan penumpang. Penerapan sistem tarif baru ini akan dilaksanakan PT KAI pada 1 Juni mendatang. Dengan penerapan tarif progresif ini penumpang yang menaiki lima stasiun pertama akan dikenakan tarif Rp 3.000 sedangkan untuk tiga stasiun berikutnya akan dikenakan tarif Rp 1.000.