Terkait banyaknya jumlah siswa tingkat SLTA/sederajat di Aceh yang tidak lulus dalam ujian nasional (UN) 2012/201, Pemerintah Aceh harus lebih fokus meningkatkan kapasitas guru sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik di provinsi itu.

Sebanyak 1.752 siswa atau 3,11 persen dari total 56.423 peserta UN 2013 tingkat SMA/MA di Aceh dinyatakan tidak lulus, siswa terbanyak yang tidak lulus UN asal Kabupaten Aceh mencapai 255 orang.

Jika berdasarkan jurusan, yang tidak lulus UN SMA/MA 2013 untuk IPS tercatat 1.194 orang dan IPA 555 orang, sedangkan bahasa dan agama masing-masing satu orang.

“Banyaknya jumlah siswa yang tidak lulus pada UN 2012/2013 tidak semata-mata menyalahkan peserta didik, tapi terpenting adalah meningkatkan kualitas guru di Aceh,” kata Anggota Komisi X DPR RI Raihan Iskandar.

Apalagi, politisi PKS itu menambahkan, banyaknya jumlah siswa yang tidak lulus UN 2012/2013 tingkat SMA/sederajat itu ternyata dipengaruhi oleh rendahnya kualitas guru di Aceh. Kualitas guru yang lulus uji kompetensi di Aceh itu berada diposisi 32 dari 33 provinsi di Indonesia. “Itu menunjukkan kualitas guru kita saat ini masih memprihatinkan,” katanya menambahkan.

Karena itu, wajar jika UN di Aceh anjlok karena kapasitas guru yang rendah. Legislator asal Aceh itu berharap berharap dana pendidikan Aceh yang relatif besar itu agar digunakan untuk peningkatan kapasitas guru dengan memperbanyak pelatihan.

Dipihak lain, Raihan Iskandar juga meminta pemerintah tidak lagi menjadikan UN sebagai barometer kelulusan, tapi jadikan UN untuk pemetaan potensi anak, dan kualitas guru serta pengelolaan pendidikan secara nasional. “Artinya juga jangan kita menyalahkan siswa yang tidak lulus, tapi UN harus diarahkan untuk melakukan pemetaan potensi anak, kualitas guru serta pengelolaan pendidikan,” kata Raihan Iskandar.