Rapat Komisi XI DPR RI dengan pemerintah dengan agenda optimalisasi penerimaan negara berlangsung panas. Anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrat Vera Febyanthy langsung mengkritik agenda rapat yang dinilainya terlalu jauh dari agenda utama.
"Saya berharap kita fokus pada optimalisasi penerimaan negara pada pajak dan cukai, bukan masalah printal-printil seperti ini," kata anggota dewan dari dapil DKi Jakarta ini.
Menurut Vera, saat ini semua komisi membahas APBN-P 2013 dan RAPBN 2014, bukan masalah cukai rokok saja. Ia menegaskan, tidak mempersoalkan kenaikan cukai rokok karena cukai rokok bukan hanya sisi penerimaan negara, namun juga dari sisi sosial.
"Jangan industri rokok dianakemaskan. Toh, 10 tarif rokok dinaikkan tidak membuat perusahaan rokok bangkrut," tandasnya.
Letupan amarah Vera tersebut ini sebenarnya tersulut interupsi anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar Nusron Wahid yang seakan-akan memfokuskan pembahasan bukan kepada masalah penerimaan APBN, tapi lebih ke masalah objek yang dikenai cukai. Nusron sebelumnya mempertanyakan penerapan PMK 78 tentang penetapan golongan dan tarif cukai hasil tembakau terhadap pengusaha pabrik hasil tembakau. Nusron menilai, dengan PMK tersebut pemerintah seperti menyatakan jika rokok lebih berbahaya dari alkohol. "Saya tanya pemerintah, lebih berbahaya mana, rokok apa alkohol," kata Nusron.