Sudah sering berulang seorang aparat TNI tewas di diskotek. Karena itu, Mabes TNI harus mulai mengevaluasi dispilin jajaran dan juga satandar perilaku prajurit.
"Sebagai aparat negara tidaklah layak prajurit mengunjungi diskotik, ini kan memalukan, mereka seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat," kata anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al Habsy, beberapa saat lalu (Kamis, 27/6), terkait dengan tewasnya Pratu David Eka Arifin (22), di diskotek di Jalan Pangeran Antasari, Banjarmasin. David tewas dengan 21 mata luka bekas tusukan di tubuh.
"Akan sangat membanggakan bila prajurit kita gugur di medan perang karena membela kedaulatan negara, tapi kalau meninggal di klub malam dengan penyebab yang tidak jelas, sungguh itu mencoreng nama baik kesatuan," sambung Aboe Bakar.
Ke depan, Aboe Bakar mengingatkan, kedisiplinan aparat TNI harus diperketat, dan sistem yang telah ada harus segera dievaluasi. Hal ini harus dilakukan agar tidak lagi ada prajurit yang kongkow-kongkow di tempat hiburan malam. Standar perilaku dan etikapun perlu diperketat, agar para prajurit tidak memanfaatkan waktu lepas tugas di tempat-tempat yang bisa menciderai harkat dan martabat seorang aparat.
Terlepas dari itu semua, lanjut Aboebakar, Polda Kalsel dan Pangdam harus segera bekroordinasi untuk mengantisipasi adanya aksi balasan. Jangan sampai kecolongan seperti kasus Cebongan. Dan semua langkah preemptip dan preventif harus diambil, supaya tidak ada korban susulan.
"Perkara ini harus diproses secara hukum, jangan sampai peradilan jalanan yang dipakai untuk menyelesaikan perkara ini," demikian Aboe Bakar.