Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto berharap, pemerintah dapat melindungi dan memelihara situs-situs sejarah yang ditinggalkan para tokoh bangsa ini. Hal itu bertujuan agar situs tersebut tetap menjadi bagian sejarah, yang tetap bisa dirawat dengan baik dan diwariskan pada generasi mendatang.
"Saya kira itu bagian dari situs sejarah yang kita lindungi. Saya berharap, pemda setempat dapat memberikan perhatiannya untuk itu," ujar Sidarto menanggapi informasi bahwa sebuah rumah yang disebut pernah menjadi hunian Bung Karno semasa perang kemerdekaan dipasarkan melalui internet seharga Rp 29.491.000.000 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7).
Dari informasi di milis peranakantionghoa disebutkan link iklan penjualan rumah Bung Karno tersebut dapat ditemukan di http://properti.tokobagus.com/rumah/rumah-tanah-bersejarah-bung-karno-25823582.html.
Sidarto menuturkan, Bung Karno memang pernah tinggal di daerah Yogyakarta beserta istri dan dua anaknya saat agresi Belanda. Sampai dengan Soekarno ditangkap dan diasingkan oleh Belanda, keluarganya sempat tinggal di Yogyakarta selama 6 bulan.
"Itu tempat Bung Karno tinggal, saat ada agresi Belanda di Yogyakarta. Dan kalau tidak salah, waktu Bung Karno dibawa oleh Belanda diasingkan, Bu Fatmawati sempat tinggal di rumah itu. Termasuk mas Guntur dan mbak Megawati, yang saat itu masih kecil-kecil tinggal di sana, di rumah itu. Sekitar 6 bulan tinggal di sana," tuturnya.
Karenanya ia berharap, negara tetap dapat memelihara, merawat, dan mempertahankan situs tersebut dari kerusakan dan jatuh pada pihak lain.
"Bagi saya, semua yang ditinggalkan para pendiri bangsa ini harus kita jadikan situs sejarah, dijaga dan dirawat dengan baik," katanya.