Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung Wibowo menilai, pemerintah kurang empati terhadap situs-situs peninggalan tokoh bersejarah Indonesia. Hal ini disampaikannya terkait adanya informasi mengenai rumah yang disebut pernah menjadi hunian Bung Karno semasa perang kemerdekaan dipasarkan melalui internet dengan harga Rp 29.491.000.000.
Ia berharap, pemerintah pusat dan daerah semestinya memberikan perhatian serius terhadap situs-situs sejarah warisan dan peninggalan tokoh-tokoh bangsa ini, dengan tetap merawat dan memeliharanya dengan baik. Ini untuk menjaga agar rekam sejarah yang ditinggalkan tidak hilang dan rusak.
"Menurut saya, hal seperti ini menunjukkan kekurangpedulian atau kekurangempatian negara atau pun pemerintah terhadap situs-situs peninggalan dari tokoh yang kemudian dianggap mempunyai jasa besar bangsa ini," ujar Pramono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/7).
Dari informasi di milis peranakantionghoa dimuat link iklan penjualan rumah Bung Karno tersebut dapat ditemukan di http://properti.tokobagus.com/rumah/rumah-tanah-bersejarah-bung-karno-25823582.html.
Kata Pramono, jika hal ini terjadi di luar negeri, maka yang namanya pemerintah harus cepat mengambil sikap untuk mengambilalih itu.
"Dimana pun situs-situs peninggalan tokoh-tokoh bangsa ini, semestinya dirawat oleh negara dengan baik. Karena saya baru tahu ini, mudah-mudahan nanti kita bisa dorong lewat lembaga ini untuk pemerintah pusat dan daerah peduli dalam persoalan ini," tandas politisi PDIP ini.
Pramono menegaskan, PDIP sendiri tidak ingin menguasai jejak-jejak sejarah yang ditinggalkan Soekarno. Sebab, Soekarno adalah tokoh besar bangsa Indonesia, bukan lagi milik PDIP.
"Masalah ini harusnya negara yang mengelola. Bung Karno bukan milik DPIP. Bung Karno itu milik bangsa, sehingga jika itu disimplikasi menjadi PDIP menjadi terlalu kecil. BUng Karno milik bangsa, sehingga apa yang menjadi peninggalan Bung Karno itu harus menjadi tanggungjawab bangsa untuk merawatnya," katanya.