Program Yanrehsos di Bantul Berjalan Baik

Program pelayanan dan rehabilitasi sosial (Yanrehsos) yang diberikan kepada anak jalanan, gelandangan, dan pengemis serta korban Napza di Kabupaten Bantul, Yogyakarta berjalan cukup efektif. Untuk program tersebut, pada tahun ini Kementerian Sosial (Kemsos) mengalokasikan dana sebesar Rp 650 juta.

"Saya lebih fokuskan pada peninjauan di Panti Sosial Hapara tempat singgah untuk anak jalanan, itu bagus. Mereka diberikan modal, ada yang sapi dan kambing," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Chairun Nisa kepada Jurnalparlemen.com di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/12).

Dalam kegiatan kunjungan kerja (kunker) Komisi VIII pekan lalu, politisi Partai Golkar ini mengatakan, ada sekitar 100 orang keluarga yang diikutsertakan dalam program sosial tersebut.

"Kita tinjau ada rumah singgahnya, kegiatan bagus ada yang buka toko atau warung, itu untuk keluarga miskin atau yang sebelumnya anaknya berada di jalanan. Di panti sosial itu ada ketuanya, itu menjadi pekerja sosial masyarakat (PSM). Bahkan, dia juga meraih penghargaan tingkat nasional," ujarnya.

Nisa mengaku juga sempat menemui para korban letusan Merapi yang berasal dari Dusun Cangkringan. Tampak sekali keinginan dari para korban itu untuk kembali ke rumah mereka. Namun, kondisi tidak memungkinkan karena daerah tersebut sudah rata dengan tanah. "Kadang-kadang masih terasa uap panasnya. Dia dipindah sementara di tempat lain. Kalau di Pakem, Sleman sudah berangsur normal kehidupan," jelasnya.

Mengenai pendidikan untuk anak korban letusan Merapi, anggota DPR RI Dapil Kalimantan Tengah ini mengatakan, anak-anak korban Merapi tetap bisa laksanakan ujian di sekolah-sekolah terdekat dari pengungsian.