Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) diminta melakukan terobosan untuk mengatasi krisis air bersih di Kota Tanjungpinang. Sebab, Waduk Sei Pulai satu-satunya penyuplai utama air bersih untuk masyarakat Tanjungpinang.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepri Yudi Carsana di Tanjungpinang, Senin (7/10), mengatakan, sejak dulu pihaknya meminta Pemprov Kepri Riau untuk membebaskan lahan di sekitar bibir waduk yakni sekitar 1 kilometer untuk hutan lindung.
Hal ini, kata dia, sebagai langkah antisipasi bila terjadi krisis kemarau panjang seperti saat ini. Bila ada tambahan hutan lindung, setidaknya serapan air yang tertampung dari hutan lindung dapat membantu persediaan air di waduk tersebut.
"Sampai saat ini, Pemprov tidak melakukan itu. Sekarang baru terasa akibatnya. Resapan dari hutan sangat minim sehingga debit air terus berkurang. Padahal waduk ini (Sei Pulai) menjadi andalan bagi masyarakat ibukota provinsi," ungkapnya.
Di bagian atas waduk, lanjutnya, juga terdapat kebun kelapa sawit. Pohon kelapa sawit bukanlah tanaman yang dapat meresap dan menyimpan air, melainkan justru menghabiskan air yang ada.
Menurutnya, perkebunan kelapa sawit sangat berpengaruh pada persedian air di dalam tanah. Ini menjadi kendala. Air tidak mungkin bertahan bila ada perkebunan kelapa sawit. Ia menilai tidak ada perhatian dari pemerintah.
"Kami meminta Gubernur untuk merealisasikan tambahan hutan lindung di sekitar Waduk Sei Pulai minimal 1 kilometer dari bibir waduk," katanya.
Terkait pengerjaan proyek pembangunan Reverse Osmosis (RO) atau pengolahan air laut menjadi air baku di komplek Lantamal IV Tanjungpinang dan waduk di Sei Gesek, Bintan yang akan menyuplai ke ibukota provinsi, Yudi mengatakan masih belum jelas.
"Keputusan MoU antara TNI AL dan Pemprov Kepri terkait lahan tersebut saat ini belum jelas. Memang saat ini pembangunannya tengah dikerjakan namun karena Gubernur tengah disibukkan dengan masalah hutan lindung dengan Kementerian kehutanan, hal ini tersisihkan," katanya.
Menurutnya, seharusnya MoU dengan TNI AL soal pemakaian lahan segera diselesaikan. Namun hingga saat ini masih belum diketahui endingnya. "Sementara proyek waduk di Gesek, bagaimana? Pengerjaan pipanisasi saja sudah dua tahun belum selesai. Ia meminta Pemprov segera menuntaskan masalah proyek RO yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Ketersediaan air di Waduk Sei Pulai di KM 16 arah Kijang, Tanjungpinang mengalami penyusutan. Debit air tinggal 1,9 meter, padahal biasanya mencapai 4 meter. PDAM Tirta Kepri menerapkan pengurangan penjadwalan pendistribusian dan pengoperasian sistem air baku karena beberapa hari ini hujan hanya sebentar dan tidak merata. Semnetara Waduk Sei Pulai adalah waduk tadah hujan.