Pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dinilai belum punya program konkret untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Selama tak diiringi pembatasan jumlah kendaraan dan penyediaan angkutan umum yang memadai, apa pun program mengatasi kemacetan di Jakarta tak akan efektif.
"Sekarang (dengan) sterilisasi busway itu kan justru (jalanan) makin macet. Masyarakat tetap juga tidak mau atau tertarik naik transjakarta walau Jakarta makin macet belakangan ini," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Ja'far, saat dihubungi, Kamis (14/11/2013).
Menurut Marwan, fenomena ini memperlihatkan belum ada strategi konkret yang tepat sasaran untuk mengatasi kemacetan Jakarta. Anggota Komisi V DPR yang membidangi masalah infrastruktur dan perhubungan ini berpendapat, sterilisasi tak efektif mendorong masyarakat berpindah ke angkutan umum karena fasilitasnya memang belum memadai.
Bus transjakarta yang diharapkan menjadi andalan transportasi umum di Jakarta pun, menurut Marwan, dirundung masalah keamanan dan kenyamanan. Karenanya, dia berpendapat, ancaman sanksi berat seberat apa pun tak akan efektif mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum.
Marwan berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mau kembali berunding dengan kepolisian soal sterilisasi busway ini. "Kalau memang macet sekali dan dalam kondisi tertentu, tidak apalah jalan itu dipakai kendaraan lain," ujar dia.
Argumentasi Marwan, lajur jalan yang dipakai untuk busway semula adalah badan jalan. "Sampai sekarang (badan jalan yang termakan busway) belum ada gantinya, sementara jumlah kendaraan bertambah," kata dia.
Lagi pula, imbuh Marwan, sterilisasi busway tidak diiringi dengan pembatasan kepemilikan mobil. Dalam konteks ini, dia meminta pemerintah pusat dan DKI Jakarta duduk bersama. "Kalau terus begini, saya lihat tidak ada program yang konkret untuk mengatasi kemacetan. Justru Jakarta makin macet," ujar dia.