Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta serius dalam mengawasi proyek pembangunan moda transportasi massal monorel, yang sudah terbengkalai sejak lama.

Anggota Komisi V DPR RI Saleh Husin mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama harus aktif mendorong pengembang monorel. Saat ini masyarakat menunggu pembangunan moda transportasi itu terealisasi, tidak menjadi wacana semata.

"Masyarakat ingin proyek monorel tidak sekadar wacana dan sebaiknya dipercepat, sehingga bisa beroperasi sesuai target pada 2016-2017," kata anggota Komisi V DPR, Saleh Husin, kepada INILAHCOM, Kamis (20/2/2014).

Jika proyek monorel di Jakarta berjalan, lanjut Saleh, maka tiang-tiang yang telah terpancang di beberapa ruas jalan di Jakarta tidak lagi dinilai mubazir. Selain itu, keberhasilan pembangunan monorel juga bisa meningkatkan kepercayaan publik terhadap Pemprov DKI.

"Pada pengerjaannya, proyek itu akan mempersempit badan jalan untuk sementara waktu. Tetapi saya yakin masyarakat tetap mendukung," ucapnya.

Sekretaris Fraksi Hanura ini mengungkapkan, desakan untuk percepatan realisasi monorel disebabkan ada kabar jika proyek ini akan kembali terhambat karena masalah keuangan pada pihak pengembang. Saleh berharap pihak-pihak terkait dapat segera mencari solusi demi kepentingan masyarakat umum.

Rencananya, Proyek Monorel yang membentang sepanjang 30 kilometer memiliki dua rute. Pertama, jalur hijau (Kuningan-Gatot Subroto-SCBD-Senayan-Pejompongan-kembali ke Kuningan) sepanjang 14,5 kilometer yang ditargetkan beroperasi pada 2016.

Kedua adalah jalur biru (Mal Taman Anggrek-Tomang-Cideng-Tanah Abang-Karet-Mal Ambassador-Tebet-Kampung Melayu) sepanjang 15,5 kilometer yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2017.

Setelah sempat terhenti pada 2007, pembangunan dilanjutkan oleh PT Jakarta Monorail yang dimiliki oleh Ortus Group yang sekaligus sebagai investor. Groundbreaking dilakukan pada 16 Oktober 2013 di Jakarta.