Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menegaskan partainya menolak pengadaan mobil mewah jenis Mercy bagi kabinet Jokowi-JK. Bagi partai berlambang kepala banteng itu pengadaan mobil baru bagi pejabat adalah pemborosan dan tidak sesuai dengan kabinet kerja Jokowi.
"Saya kira mobil yang lama masih cukup mewah, cukup layak pakai bisa digunakan," kata Tjahjo di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 10 September 2014.
Politisi senior PDIP ini mengingatkan kabinet yang akan dibangun Jokowi-JK adalah kabinet kerja, bukan kabinet yang bermewah-mewah. Kabinet ini harus membuktikan dan merealisasikan apa yang dijanjikan dalam kampanye.
"Kabinet harus turun ke bawah, bergaul masyarakat luas. Masalah tumpangan saya kira tidak ada masalah. Kalau perlu pakai (mobil) Kijang pun tidak ada masalah," katanya.
Tjahjo mengatakan, apa yang disampaikannya segaris dengan pemikiran Jokowi untuk melakukan efisiensi. Meskipun ia juga sudah mendengar pernyataan Sekretariat Negara, dimana mobil menteri lama yang sudah berusia lima tahun sudah tidak dapat digunakan lagi.
"Saya kira sudah ada instruksi dari Setneg untuk menarik semua mobil dinas itu. Saya kira bisa dipakai agar tidak ada pemborosan," katanya.
Sebelumnya, Sekretariat Negara dalam situs resminya setneg.go.id telah mengumumkan jika mobil yang akan dibesut para pembantu presiden nanti bermerek Mercedes-Benz.
Untuk mendukung rencana tersebut, Setneg bahkan menyebutkan telah menganggarkan dana sebanyak Rp104,4 miliar.
Dari berita acara evaluasi dokumen penawaran Nomor BA-06/PPBJ-PKMPSM/08/2014, tanggal 26 Agustus 2014, produsen otomotif asal Jerman itu disebutkan menjadi pemenang tender pengadaan mobil dinas untuk menteri, atau pejabat setingkat menteri dengan harga penawaran setelah klarifikasi dan negosiasi senilai Rp91,9 miliar.
Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, menyatakan, pihaknya kini mengaku tengah mempersiapkan mobil-mobil itu. “Prosesnya sedang berjalan,” lanjut Sudi.