Sidang paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akhirnya merekomendasikan Oesman Sapta untuk diajukan sebagai Ketua MPR-RI periode 2014-2019.
Oesman terpilih mengantongi separuh lebih atau 67 suara dari 122 Anggota DPD yang hadir. Sebanyak 52 suara terbagi pada 8 kandidat Anggota DPD lain yaitu, Asmawati (7), Abdul Gafar Usman (3), Hudani Rani (2), AM Fatwa (14), Ahmad Muqowam (14), John Peris (5), Hana Hasanah Fadel (5), dan Ajiep Padindang (2). Adapun dua suara abstain dan satu suara dinyatakan rusak.
"Kita menginginkan jalan musyawarah dalam pemilihan Ketua MPR besok. Ini untuk mengawal merah putih untuk Indonesia hebat," kata Ketua DPD Irman Gusman seusai jalannya rapat paripurna DPD di Gedung Nusantara V, DPR di Jakarta, Senin (6/10) malam.
Menurut Irman, DPD akan tampil solid dalam pemilihan Ketua MPR yang dijadwalkan berlangsung pagi ini.
"Tidak ada skenario lain, kita menginginkan pemilihan bukan dilakukan dengan sistem voting, tapi melalui jalan mufakat untuk musyawarah," imbuhnya.
Oesman Sapta usai menerima amanat paripurna DPD sebagai pimpinan MPR, langsung mendatangi dan merangkul sejumlah kandidat lainnya.
"Di sini yang kita perjuangkan mengangkat kepentingan daerah untuk dibawa di tingkat nasional," kata anak Sukadana, Kalbar itu.
Dia juga mengaku tidak risau ketika pemilihan sebelumnya sempat tersisih ketika merebut pimpinan DPD. Karena, yang dicari mengangkat marwah lembaga DPD jadi lebih terhormat, bukan mengedepankan ambisi perorangan.
Terkait berbagai isu dan serangan yang ditujukan pada dirinya, Oesman pun mengaku tak pernah ambil pusing.
"Soal fitnah itu banyak sekali ditujukan pada saya, tapi kalau tidak betul, pahalanya justru saya dapatkan," terangnya.
Dia mengaku, mengetahui persis apa yang dirasakan masyarakat di daerah-daerah. Apalagi, dirinya memang besar di pedalaman Kalimantan Barat.
"Saya ini dibilang keras, mungkin benar, karena waktu kecil pernah berjualan rokok di pelabuhan. Bukan langsung duduk-duduk enak di gedung-gedung ber AC. Jadi terkadang saya bicara ceplas-ceplos, tapi kalau hati tak pernah berubah hanya milik orang daerah," pungkasnya.