Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemkab Minahasa bersama jajarannya diminta untuk bisa memberikan rasa nyaman dan jaminan keamanan bagi warganya. Hal ini disampaikan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dr Maya Rumantir menanggapi keributan yang terjadi di Kelurahan Tataaran II, Kecamatan Tondano Selatan.
“Pemerintah harus mampu untuk memberikan rasa nyaman, dan menjamin keamanan setiap warganya. Kasus yang terjadi di Tataaran dimana terjadi keributan dan pembunuhan mahasiswa merupakan bukti bahwa pemerintah kurang serius untuk menyikapi dan mengantisipasi berbagai persoalan kemasyarakatan yang terjadi,” ungkap Maya saat menggelar jumpa pers di VIP Room Bandara Sam Ratulangi Manado, Kamis (23/10) pecan lalu..
Lanjut Maya, banyak hal yang seharusnya mendapat perhatian pemerintah daerah seperti angka kriminalitas yang tinggi di tengah kampanye bahwa Sulut merupakan daerah yang aman. Menurut Maya, Sulut aman harus mampu dibuktikan dengan menjadi teladan bagi kerukunan antar warga sehingga mampu menjadi contoh bagi daerah lain. “Banyak hal yang harusnya menjadi perhatian pemerintah daerah, terutama begitu tingginya angka kriminalitas di masyarakat. Ini tentu menghambat kerukunan bangsa. Padahal Sulut harus menjadi teladan, bahwa kita selama ini dikenal sebagai daerah aman jangan hanya sekadar simbol saja. Tapi nyata di tengah realitas kehidupan masyarakat,” papar anggota DPD RI asal Sulut yang merupakan peraih suara terbanyak saat Pileg 09 April 2014 lalu.
Langkah konkrit terkait kasus Tataaran, ungkap Maya, Jumat (24/10), dia meninjau langsung kondisi terakhir di sama sekaligus memimpin ibadah bersama mahasiswa, berdialog dengan warga setempat, serta pihak Unima dan Pemkab Minahasa. “Saya agendakan besok (hari ini) turun langsung ke Tataraan. Berdialog dengan para pihak. Karena bidang pendidikan, kepemudaan, menjadi wilayah kerja saya di DPD RI,” ujar Maya yang masuk dalam Komisi III yang membawahi bidang Pendidikan, Agama, kesehatan, Lingkungan Hidup, dan Kepemudaan.