Komisi IV DPR: Tata Air Buruk Pengaruhi Produksi Udang Sulsel

sumber berita , 22-12-2014

 Anggota Komisi IV DPR RI menyoroti masalah air tambak udang dan ikan bandeng di Kabupaten Barru, Sulsel.

“Tata airnya kurang bagus. Di Sulsel ini inlet (sumber pemasukan) air dari tambak dan keluarnya air itu melalui sungai, sedangkan sungai itu banyak kotorannya baik dari rumah tangga maupun dari pestisida yang ada di sawah sehingga itu akan mempengaruhi produksi,” tegas anggota Tim Kunker Komisi IV Muhammad Nasyit Umar dari Fraksi Partai Demokrat baru-baru ini di Sulsel.

Menurutnya, bibit apa pun dan produksi apa pun yang diberikan pada tambak apabila tata air di dalam tambak itu tidak dibuat sedemikian rupa akan sulit untuk mendapatkan produksi udang dan ikan bandeng yang bagus.

Air yang masuk, sambung Nasyit, pada saat air pasang kemudian pada saat air surut itu belum sempat keluar ke laut lepas. Besoknya itu sekitar 8 jam kemudian masuk lagi ke dalam tambak sehingga lalulintas airnya itu semuanya air kotor, bukan air bersih.

Ia menyarankan agar air tambak udang dan ikan bandeng itu sebaiknya air yang masuk itu air bersih, antara inlet dan outlet-nya itu berbeda. Masuknya air ke tambak itu mungkin dari sungai tetapi pada saat pengeluarannya atau pada saat air surut itu pada pintu yang lain, jangan dengan pintu air yang sama.

Nasyit memberi contoh, irigasi Maloso yang ada di Kabupaten Polewali itu luasnya kurang lebih 2.000 hektare, air tawar yang masuk ke pantai itu melalui air irigasi, jadi bukan dari sungai. Di situ dibuatkan saluran irigasi, kemudian saluran dari pantai untuk masuk air asin bercampur dalam satu bak, itulah yang masuk ke tambak-tambak sehingga airnya bersih.

“Jadi sepanjang tata air ini tidak diperbaiki, saya tidak yakin itu akan berhasil, karena air yang bergerak di situ adalah pasang surut air kotor,” kata Nasyit seraya menambahkan tambak-tambak ini perlu dibuatkan saluran atau irigasi air bersih.

Bupati Kabupaten Barru, Andi Idris Syukur berharap, Kementerian Kelautan dapat memfasilitasi untuk pemetaan (mapping) dari pesisir dalam rangka pengembangan budidaya laut dan juga budidaya tambak ke depan. Tentunya ini melalui mapping dari Kementerian Kelautan untuk mengarahkan hal-hal yang dapat kita bangun kedepan.

Kepala Pusat Litbang Perikanan Budidaya, Tri Heru Prihadi mengatakan, hasil Litbang ini harus menunjang kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, yang bisa dihasilkan dari inovasi teknologi perikanan budidaya yang berdaya saing.

“Memang inovasinya masih sedikit, kemudian kualitas dan kuantitas peneliti juga memang masih terbatas. Sinergi terkait dengan penelitian juga masih kurang, walaupun sebenarnya ini bisa dikembangkan dan dikelola dengan baik. Hanya sarana dan prasarana yang belum optimal dengan anggaran yang diberikan. Jadi kami tidak bisa mengarah ke sana,” jelas Tri.

Diposting 23-12-2014.

Dia dalam berita ini...

Muhammad Nasyit Umar

Anggota DPR-RI 2014
Sulawesi Selatan II