Pengamat politik anggaran, Uchok Sky Khadafi, mengkritisi adanya alokasi sebesar Rp 500 juta dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2015 yang diperuntukan renovasi ruang pimpinan DPRD DKI Jakarta.

“Padahal, sebelum anggota dewan dilantik, Sekretariat DPRD merenovasi seluruh ruang anggota dewan,” ujarnya di Jakarta, Minggu (18/1/2015).

Baca juga: Fraksi Nasdem DKI bantah sepelekan bahas anggaran Jakarta Rp73 T dan Hanura dukung Ahok-Djarot koordinasi pusat, percepat kereta mo

Sebab itu, direktur Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) ini mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menghapus anggaran tersebut. “Apalagi, RAPBD kan belum dibahas, jadi masih ada kesempatan.”

Jika anggaran tetap diadakan dan disahkan nantinya, bekas aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu menduga, “Ada anggota dewan yang coba-coba mencari keuntungan.”

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik mengaku, tak tahu ada alokasi anggaran sebesar Rp 500 juta untuk renovasi ruang pimpinan dewan. “Saya belum tahu ada anggaran itu, karena belum ada pembahasan. Coba tanyakan ke setwan (sekretaris dewan),” katanya.

Namun, ketua Koalisi Merah Putih (KMP) DKI ini tak menampik, bila dirinya sempat mempugar ruang kerjanya di lantai 9 DPRD, tak lama setelah ditetapkan sebagai wakil ketua dewan. “Tapi, pakai uang pribadi untuk merapikan ruangan saya sendiri. Sama sekali tidak pakai APBD.”

Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi pun kaget dan bingung saat dikonfirmasi mengenai kabar tersebut. Bahkan, dia berjanji akan mengusut tuntas, siapa oknum yang mengalokasikan dana untuk renovasi dalam RAPBD 2015. “Saya akan cari tahu siapa oknum, yang memasukan anggaran ini. Siapapun itu,” tegas. Dan seperti Taufik, wakil ketua DPD PDIP ini juga sempat merenovasi ruang kerjanya, namun memakai kocek pribadi.