Demikian disampaikan Wakil Ketua DPRD Sarolangun, Hapis Hasbiallah, kepada Jambi Independent kemarin (19/01). Hapis menyayangkan banyak keluhan pelanggan PDAM TSB. Ia menyatakan hal itu menunjukkan kinerja manajemen tidak profesional. "Seharusnya, PDAM TSB sudah bisa berbenah. Sebab keluhan masukan masyarakat pelanggan sudah sering terdengar dan muncul ke publik. Namun, kenapa Manajemen PDAM TSB seperi tidak ingin tahu atas kondisi mereka sendiri yang buruk," terang Hapis.
Di antara keluhan pelanggan PDAM TSB yang kerap muncul ke permukaan adalah sebentarnya suplai air yang dilakukan dan sedikitnya air yang dialirkan. "Selain itu juga air yang dialirkan masih keruh, sehingga sangat merugikan konsumen dan ini terjadi secara terus menerus. Sehingga siapapun pelanggannya tentu merasa dirugikan," kata Hapis.
Untuk itu, menurutnya sangat penting bagi internal PDAM TSB melakukan pembenahan ke dalam. "Kapan lagi PDAM akan berbenah kalau memang kondisinya selalu begitu-begitu saja. Tidak ada perbaikan, apalagi peningkatan. Jika begini kondisi yang ada, maka berarti Manajemen PDAM TSB memang tidak ingin meningkatkan mutu kerja. Kalau sudah demikian, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja PDAM tersebut,"terangnya.
Selain itu, terang dia, suplai dana miliaran rupiah setiap tahun dari Pemkab Sarolangun harus dikaji ulang. Sebab PDAM TSB sepertinya selalu mengandalkan dana bantuan. "Karena selalu disubsidi, maka manajemen akan selalu lengah, dan merasa tidak perlu meningkatkan kinerja. Sebab dana selalu disuplai. Namun demikian pemberian dana tersebut tidak dapat terus dilakukan, sebab PDAM TSB harus mandiri. Jangan setiap tahun harus disubsidi, seperi tahun 2015 ini yang mencapai angka Rp 4 miliar," terangnya dengan sedikit kesal.
Sementara itu, hampir setiap kecamatan PDAM Sarolangun sudah memiliki intek masing-masing. Bahkan dalam 2015 ini intek PDAM Sarolangun kembali bertambah yang berlokasi di Desa Pelawan Jaya, Kecamatan Pelawan, yang kini di Kecamatan tersebut sudah memiliki dua intek. Bahkan intek yang baru saja diresmikan dan dikunjungi mantan Bupati Sarolangun H. Hasan Basri Agus dan didampingi Bupati Sarolangun saat ini H. Cek Endra, bisa mengalirkan air untuk 40 ribu pelanggan.
Namun, kehadiran beberapa intek yang dibangun baik dari APBD Kabupaten, provinsi maupun dari bantuan pusat belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sarolangun. Air bersih dari PDAM belum bisa dinikmati masyarakat mengalir 24 Jam. Namun, sebaliknya para pelanggan PDAM jika membutuhkan air bersih, harus bersabar menunggu yang waktunya terkadang tengah malam bahkan tak menentu yang maksimal bisa didapatkan sekitar 2-3 jam satu hari.
Seperti dikatakan Ari, masyarakat Kelurahan Sri Pelayang yang meminta agar PDAM tidak banyak alasan lagi soal aliran air yang sering melempar kesalahan kepada PLN ketika listrik padam. Namun, dia meminta agar PDAM harus memaksimalkan pelayanannya terhadap masyarakat. "Air kadang tengah malam masuknya itupun hanya 2-3 jam. Padahal kebutuhan air tidak hanya di tengah malam tapi tidak menentu," tutupnya.