Berbagai strategi diusung pemerintah untuk memperkuat industri nasional, salah satunya dengan menggelar ajang pameran. Guna meraih hasil maksimal, Kementerian Perindustrian (Kemperin) memprioritaskan produk industri yang memiliki kandungan lokal tinggi untuk dipamerkan.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan beberapa alasannya. Pertama, sebagai penghargaan bagi pelaku industri yang telah menggunakan komponen produk dalam negeri dalam proses produksi mereka. "Ini sekaligus penghargaan, wujud fairness, dan hubungan timbal balik. Pemerintah kan mendorong rekan-rekan pengusaha menambah komponen lokal, jadi sudah selayaknya mereka mendapat apresiasi berupa prioritas pameran," kata Menperin Saleh Husin di Surabaya, Kamis (6/8) sebagaimana dalam siaran pers yang diterima SP.
Saleh Husin berada di Surabaya untuk meresmikan pembukaan Pameran Produksi Indonesia (PPI) 2015 bertema "Bangga Menggunakan Produk Indonesia". Turut hadir dalam acara ini Gubernur Jawa Timur Soekarwo, anggota Komisi VI DPR Slamet Junaidi, Bambang Haryo Soekartono, dan Wakil Ketua Kadin Bambang Sujagad.
Kemperin menyelenggarakan ajang ini di Grand City Convention and Exhibition Hall, Surabaya pada 6-9 Agustus 2015. Pameran ini merupakan bagian dari peringatan 70 Tahun Indonesia Merdeka.
Sebanyak 150 perusahaan dari berbagai daerah, termasuk Jawa Timur sebagai tuan rumah ikut dalam pameran ini. Produk yang dipamerkan beragam seperti garmen, tekstil, tenun, alat transportasi, elektronika, telematika hingga furnitur dan perhiasan.
Pada waktu bersamaan, Kemperin juga menggelar pameran serupa di BSD City, Tangerang Selatan bertajuk "Industrialisasi untuk Kemandirian Bangsa".
Pemerintah, imbuh Saleh, tidak akan sungkan untuk mempromosikan kemampuan industri dalam negeri dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. Tujuannya supaya masyarakat mengenal, membeli, memakai, dan bangga dengan produk-produk Tanah Air. "Bangga itu kan memperkuat cinta. Kalau bangga memakai produk nasional maka pasti selalu mencintai buatan dalam negeri. Dan kalau sudah cinta pasti akan bangga, berputar begitu seterusnya," selorohnya.
Para pelaku usaha industri juga diharapkan meningkatkan kemampuan dan kapasitas produksi, sehingga mampu menghasilkan barang dan jasa yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi, serta dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Penggunaan produk dalam negeri juga menjadi strategi menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015. Hal ini menjadi upaya kolektif bangsa untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri dalam negeri. "Makin bertambahnya penggunaan dalam negeri bukan saja membuka peluang, tapi juga menciptakan lapangan kerja dari industri hulu hingga hilir," kata anggota DPR Slamet Junaidi.
Dialog
Saleh juga menggelar pertemuan antara pimpinan Kementerian Perindustrian (Kemperin) dengan dunia usaha dan instansi terkait. Pertemuan ini mengusung topik "Pembangunan Industri ke depan dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)".
Program P3DN sendiri bertujuan antara lain meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. "Salah satu tindak lanjutnya, pemerintah memberi prioritas pada produk dalam negeri untuk memasok ke proyek-proyek infrastruktur. Seperti pada jaringan transmisi listrik 46.000 km dan mewajibkan instansi serta kementerian membeli kapal dari galangan dalam negeri," ulas Menperin.
Selama Triwulan I 2015, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 5,21%, lebih besar dari pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama sebesar 4,71%.
Di sisi lain, investasi PMDN pada triwulan II mencapai Rp 25,56 triliun atau tumbuh sebesar 111,83%. Sedangkan investasi PMA sebesar US$ 2,51 miliar. Sehingga nilai total investasi yang masuk pada triwulan II pada tahun 2015 mencapai US$ 5,07 miliar.