Kebijakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman membatasi jumlah impor sapi pada Juli 2015 dari 250 ribu ekor menjadi 50 ribu ekor dituding bagian dari rencana agar harga daging sapi menjadi sangat tinggi. Kebijakan itu dinilai akan menguntungkan kelompok tertentu.
Hal itu ditegaskan anggota Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan, di Jakarta, Senin (10/8). Menurutnya, mentan sengaja membuat kebijakan yang membuat harga sapi melambung tinggi, karena dengan kondisi data yang sudah jelas produksi sapi lokal belum siap memenuhi kebutuhan nasional.
"Mentan membawa Indonesia mundur dengan kebijakan terbarunya yakni menerbitkan izin impor daging. Impor sapi bakalan lebih baik sebab secara teknis penggemukan dilakukan di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah bagi Indonesia setelah industri turunannya berkembang," katanya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menegaskan, keputusan Amran membatasi impor sapi hanya memberikan hak pada Perum Bulog melakukan impor sapi. Padahal, kata dia, Bulog akan menghadapi kendala lahan untuk menempatkan sapi itu.
"Kalaupun Bulog sanggup, penggemukan sapi itu butuh waktu 3 bulan agar siap untuk dipotong, lalu mulai bulan Agustus sampai November sebelum siap dipotong siapa yang menjamin ketersediaan daging sapi," ucapnya