Pasokan daging sapi di Kota Batam, Kepulauan Riau hingga kini masih stabil, tidak terpengaruh aksi mogok yang dilakukan sejumlah pedagang daging sapi di Pulau Jawa.
"Kalau sampai sekarang, tidak ada dampak mogok penjual daging sapi di Jawa. Tidak ada masalah di pasar Batam. Stok tersedia," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kota Batam, Sri Yuneli di Batam, Selasa.
Ia mengatakan setiap hari terdapat pasokan tujuh ton daging sapi beku dan daging sapi segar untuk memenuhi kebutuhan warga.
Harga daging sapi juga masih normal, sekitar Rp 130.000 sampai Rp 140.000.
Pemerintah berharap masyarakat tidak panik dengan pemberitaan mogoknya pedagang daging sapi di Pulau Jawa. Dikhawatirkan, jika masyarakat panik dan malah membuat harga meningkat.
Sementara itu, sejumlah pedagang daging sapi di Cilacap, Bandung, Bekasi, dan daerah lain di Pulau Jawa melakukan mogok jualan, memprotes tingginya harga komoditas itu di pasaran, Senin.
Pedagang di Bandung, Endang Mubarok mengaku sudah tiga hari tidak jualan untuk menghindari kerugian lebih besar.
Menurut Endang, keputusan mogok itu disepakati dengan Asosiasi Pedagang Daging Sapi Seluruh Indonesia (Apdasi) sebagai bentuk protes mereka terhadap perkembangan harga daging sapi yang mahal sehingga memberatkan pembeli.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron meminta pemerintah memberikan perhatian serius pada kenaikan harga daging sapi yang diikuti pemogokan para pedagang komoditas itu dan menyebabkan industri kecil turunannya berhenti berproduksi.
"Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus membenahi manajemen stok, distribusi dan tata niaga daging sapi," katanya.
Kecermatan pemerintah dalam menghitung, merencanakan, dan mengontrol stok nasional akan mengurangi risiko terhadap pergerakan harga yang tidak wajar, selain pemerintah juga harus memiliki stok yang cukup untuk mengintervensi pasar jika terjadi pasokan yang tersendat atau terjadi spekulasi pelaku usaha di pasar.