Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron menyoroti sikap sikap pemerintah yang terkesan melempar kesalahan dengan dalih adanya mafia terkait naiknya harga daging sapi.
Padahal, kebijakan mengenai impor berada di tangan pemerintah. Seharusnya pemerintah bersungguh-sungguh menata kegiatan impor.
"Dalam masalah daging sapi ini pemerintah seperti biasanya yang dituduh adalah adanya mafia, kartel, spekulan, pedagang nakal, penimbun dan importir nakal, padahal kebijakannya ada di pemerintah," ujar Herman, Selasa (11/8).
Menurut Herman, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus membenahi manajemen stok, distribusi, dan tata niaga daging sapi.
Kenaikan harga daging sapi yang sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat kata Herman tentu akan memukul para pedagang daging sapi dan pengusaha sapi potong, sehingga wajar banyak pedagang mengeluh dan bahkan mogok berjualan.
"Kecermatan pemerintah dalam menghitung, merencanakan dan mengontrol stok nasional akan mengurangi risiko terhadap pergerakan harga yang tidak wajar, selain pemerintah juga harus memiliki stok yang cukup untuk mengintervensi pasar jika terjadi pasokan yang tersendat atau terjadi spekulasi pelaku usaha di pasar," ujar Herman.
Politisi Partai Demokrat ini menyarankan pula sebaiknya arah kebijakan pencapaian swasembada pangan yang pernah dicanangkan pada pemerintahan presiden SBY dilanjutkan dan tentu dengan penyempurnaan, karena potensi dan anggarannya ada, tinggal kesungguhan pemerintah kembali kepada komitmen dan arah kebijakan pangan yang tertuang dalam UU Nomor 18 tahun 2012, yaitu mencapai kedaulatan, kemandirian, ketahanan, dan keamanan Pangan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin jika stok daging di Indonesia sebetulnya aman. Namun Jokowi menduga ada pihak yang mempermainkan pasar dengan melakukan penimbunan. Dampaknya terjadi kelangkaan daging. Hal tersebut dilakukan oknum tertentu untuk mendorong pemerintah agar mau mengimpor daging.
"Sebetulnya kalau dilihat betul stock itu ada tapi tidak dikeluarkan, untuk apa sih? Supaya kita impor banyak," kata Jokowi usai menghadiri pelantikan pengurus Partai Bulan Bintang (PBB) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (10/8).
Oleh karena itu, Jokowi berjanji akan mencari pemain yang menyebabkan harga daging melambung tinggi. Terlebih penyebab hilangnya pasokan daging.
Namun pertanyaannya, kata Jokowi, bila pemerintah benar-benar akan impor daging apakah bisa harga daging di pasaran ditekan serendah mungkin. Sehingga sama dengan harga daging di negara lain. Sebab menurut Jokowi harga daging di luar negeri rata-rata di bawah Rp 50 ribu.
"Pertanyaan saya kalau kita impor banyak, harga daging bisa turun menjadi Rp 100 ribu atau Rp 90 ribu gak? Saya ingin bandingkan harga di negara lain, bisa Rp 50 ribu, bisa Rp 45 ribu," jelas Jokowi.
Diketahui bahwa sejauh ini pemerintah telah memangkas impor sapi. Dari 200.000 ekor menjadi 50.000 ekor sapi pada triwulan III, 2015.