Anggota Komisi X Dadang Rusdiana menegaskan, segala jenis penelitian riset dan teknologi di seluruh Kementerian dan Lembaga, harus bermuara di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Pasalnya, banyak penelitian yang terkesan jalan sendiri.
“Seluruh fungsi-fungsi penelitian harus di sentralisir di Kemenristekdikti, tidak boleh tersebar di kementerian-kementerian lain,” tegas Dadang, di sela-sela rapat kerja Komisi X dengan Menristekdikti Mohamad Nasir, di ruang rapat Komisi X, Gedung Nusantara I, Selasa (15/09/15).
Dadang menduga, dengan tersebarnya penelitian di berbagai K/L itu, berpotensi terjadi duplikasi penelitian. Padahal secara nomenklatur, penelitian berada di wilayah kerja Kemenristekdikti. Ia menilai, hal ini ketidakbenaran dari konsepsi organisasi.
“Duplikasi penelitian tentu ini menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi Menteri Koordinator, karena ini harus segera diluruskan. Perpres tentang nomenklatur K/L itu yang menjadi acuan bersama. Artinya ketika riset ini menjadi satu kementerian, maka seluruh fungsi penelitian mesti ditarik ke dalam Kemenristekdikti,” imbuh Dadang
Politikus F-Hanura itu juga menyarankan, jika melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, dan Rencana Strategis Kemenristekdikti, sangat jelas sekali bahwa idealitas penelitian diarahkan kepada kedaulatan pangan, kedaulatan energi, informasi dan komunikasi, dan pertahanan.
“Sehingga seluruh kegiatan aktivitas penelitian itu memang harus mengarah kesana. Kita harus relevan dengan masalah bangsa kita hari ini yaitu ketergantungan kita terhadap impor, yang kemudian menyebabkan ekonomi kita itu mudah sekali terkena turbulensi. Ini harus disikapi dengan prioritas penelitian,” tegas Dadang.
Untuk itu, politikus asal dapil Jawa Barat ini meminta Kemenristekdikti untuk konsisten terhadap dokumen perencanaan yang sudah di tetapkan, baik itu RPJMN atau Renstra. Sehingga, konsentrasi Kemenristekdikti bukan hanya pada percepatan infrastruktur, yang malah memperlihatkan inkonsistensi Pemerintah terhadap RPJMN.
“Harusnya Kemenristekdikti itu membuka akses sebesar-besarnya kepada lulusan SMA atau SMK untuk kemudian menikmati bangku kuliah,” keluh Dadang.
Sebelumnya, Mensristek menjelaskan capaian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia hingga September 2015 diantaranya Ekspedisi Widya Nusantara yang telah menemukan jenis baru vertebrata, invertebrate, dan flora. Berikutnya, pupuk organik hayati, dan kebun raya daerah.