Komisi IV DPR mendukung kebijakan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku untuk menjadi makanan pokok lokal bernama embal sebagai pengganti beras miskin (raskin).
"Kami sangat mendukung program untuk memanfaatkan makanan tradisional setempat sebagai makanan pokok sekaligus untuk menggantikan subsidi raskin," kata anggota Komisi IV DPR-RI Mindo Sianipar, di Ambon, Selasa (3/11/2015).
Mindo yang sedang berkunjung ke Ambon bersama 14 anggota DPR-RI lainnya dipimpin Ketua Komisi Edhy Prabowo.
Dia menyatakan hal itu setelah mendengar paparan Wakil Bupati Maluku Tenggara Yunus Serang saat pertemuan Komisi IV DPR-RI bersama Pemerintah Provinsi Maluku dan pemerintah kabupaten/kota se-Maluku.
Embal merupakan pangan hasil olahan dari ubi kayu yang merupakan makanan pokok masyarakat di Maluku Tenggara sejak turun temurun.
Saat ini, embal telah diolah dengan berbagai bentuk dan cita rasa diantaranya rasa coklat dan keju dan biasanya menjadi penganan untuk minum kopi atau teh, di samping menjadi buah tangan bagi para wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Maluku Tenggara.
Menurut Mindo, pemerintah pusat perlu memberikan perhatian dan memprioritaskan program yang diinisiasi pemerintah daerah untuk menggalakkan diversifikasi pangan lokal.
"Pemberian embal menggantikan beras miskin perlu didukung pemerintah pusat, karena dampaknya mengubah ketergantungan masyarakat akan beras, sekaligus kembali mencintai produk lokal," katanya.
Mindo juga meminta Ketua Komisi IV Edhy Prabowo untuk membicarakan ini dengan Menteri Pertanian sekaligus mengajak anggota Komisi IV lainnya untuk mendukung program tersebut.
"Bila perlu program embal ini dijadikan sebagai percontohan bagi daerah lainnya di tanah air," kata politisi PDI Perjuangan ini, dilaporkan Antara.
Ketua Komisi IV Edhy Prabowo mendukung kebijakan subtitusi beras miskin dengan embal yang diprogramkan Pemkab Maluku Tenggara.
"Ini program baru sekaligus menjadi terobosan nyata diversifikasi pangan pengganti nasi," katanya.
Edhy Pranowo menambahkan, program tersebut akan dibicarakan dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) sehingga tidak perlu mendistribusikan beras ke Maluku Tenggara tetapi mengalokasikan anggaran untuk mendukung program pemberian embal untuk mengganti raskin. Apalagi embal sudah merupakan makanan pokok masyarakat Maluku Tenggara turun-temurun," katanya.